Monday, May 28, 2007

Menggapai Ikhlas dengan Teknologi

Sosok Erbe Sentanu dikenal sebagai pelatih transformasi diri yang mengutamakan intuisi, kata hati dan pengalaman langsung. Keahlian menuntun orang untuk menggali potensi dalam diri sendiri menjadi ciri khas peiatihannya, lajuga berusaha menjembatani spiritualitas dan merasionalisasikannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

Bisa dijelaskan Katahati Institute sebenarnya bagaimana?

Katahati ini boleh dibilang seperti bengkel.Jadi saya lebih mengoprek hati orang dengan coba memberi saran tanpa member! muatan orang itu harus bagaimana atau memberi muatan dakwah. Karena itu bukan kerjaan bengkel, Itu kerjaan aksesori atau apalah hahaha,.. Bengkel hanya membuat mobil yang agak mogok, di-tune up, jalan lagi. Saya berusaha tidak bermain di jalur dakwah. Sebab 15 tahun lalu sudah saya putuskan ingin begini saja. Memakai jas atau kemeja, 'berdakwah', ngobrol santai di perusahaan, klub atau cafe. Di situ juga banyak umat.

Jadi Katahati adalah pusat transforrnasi diri yang membangun manusia supaya lengkap lagi IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient)-nya. Di sini ada pelatihan, ada teman-teman, lingkungan, ada tools, ada alat bantu, alat ukur.

Apa yang Anda ingin sampaikan lewat Katahati?

Di sini saya mengangkat tema (the power of ikhlas, tapi lebih fokus pada how to. Jadi saya tidak membahas lagi apa itu ikhlas, rnengapa harus ikhlas, mengapa harus dekat dengan Tuhan. Semua sudah ada yang mengajarkannya, Saya lebih fokus pada cara supaya kita benar-benar bisa merasakan keikhlasan dan dekat dengan Tuhan serta bisa melihat bukti empiris, bukti objektif dan bukti kehidupannya. Menurut saya, ikhlas itu keterampilan, bukan sesuatu yang tidak jelas. Cara saya ini hanya alternatif dan sebuah metoda teknologi yang scientific.

Saya sudah merintis Katahati sejak tahun 1997. Cuma karena belum paham marketnya, akhirnya saya stop dulu. Saya rnencoba mencan tahu bagaimana supaya informasi ini bisa ditenma rnasyarakat luas, Lalu tahun 2004 saya mulai lagi sampai sekarang.

Mengapa Anda begitu bersemangat mengangkat tema ikhlas?

Sejak kecil saya memang istilahnya nafsu ingin belajar ikhlas. Menyerahkan diri total kepada Tuhan. Cuma tidak pernah ada yang memberitahu caranya, rasanya, temperaturnya, manis atau pahitnya. Saya cuma disuruh melakukan ini, baca ini, baca itu, sudah.Ternyata, ikhlas bukan cuma pertanyaan saya sendiri. Banyak teman-teman dan lingkungan yang menurut saya, walaupun rnereka tidak bicara, perasaan mereka sama dengan saya. Dari situ saya mencoba mengembalikan bahwa semua itu dimulai dari diri sendiri dan kita berubah untuk diri sendiri, Supaya khas Indonesia, saya beri nama ikhlas, the power of ikhlas.

Punya pengaiaman menarik dengan rasa ikhlas?

Wah, panjang ceritanya.Tapi intinya sekitar tahun 1986-87 ketika saya tinggal dekat kutub selatan, di New Zealand, saya merasa pernah kesepian, depresi, salah jalan. Saya merasa sudah berantakan. Untung, dari kecil rurnah saya selalu dekat mesjid. Jadi walaupun tidak jago tentang agama, ya saya bisa salat tahajud, berpuasa, minta petunjuk Tuhan.

Nah, petunjuk-petunjuk yang datang lewat hati saya, lewat perjumpaan dengan teman-ternan kemudian menuntun saya perlahan-lahan ke pemahaman yang saya cari. Jadi seolah-olah saya dibuang ke sana supaya saya bisa mendengar. Kalau saya di sini mungkin tidak akan mendengar, meski ilmunya sudah ada. Karena saya berada di daerah terpencil, keinginan itu kuat, Di situlah kesungguhan hati saya tunjukkan. Akhirnya tahun 1988 saya mempelajari bahwa semua rnasalah itu datang dari diri sendiri. Pencerahan itu datang berangsur-angsur dari berbagai pertemuan, pelatihan, orang. Insya Allah semua orang yang pernah saya temui adalah guru saya.

Anda lebih suka disebut konsultan spiritual, pakar self improvement, atau punya sebutan sendiri?

Tergantung market, Kalau di perusahaan saya menyebut profesi ini corporate spiritual consultant. Walau masih berat, saya berharap suatu saat bisa diterima. Sebenarnya message saya sama dengan Aa Gym, Ari Ginanjar, mengawinkan antara kerja dan doa supaya orang tidak merasa, "Oh gue lagi kerja, Nanti waktunya berdoa, gue berdoa atau salat", Buat saya, salat saya adalah salat dan kerja, kerja saya adalah kerja dan salat.

Kalau secara umum, teman-teman wartawan sering menjuluki saya pelopor teknologi ikhlas,Ya oke lah hehehe..

Memang teknoiogi apa yang Anda ciptakan?

Ada software dan tools yang saya buat untuk memudahkan mengontrol ikhlas di dalam kerja atau kegiatan apapun.Alat ini bisa mendeteksi suasana hati kita, Jadi apakah hati kita ada di zona ikhlas atau hanya mengarah ke sana, Lucu kan? Ini zaman millenium. Kalau saya tidak mengajarkan yang seperti itu, sudah kalah dengan mainan anak-anak, PlayStation, Nintendo, atau apalah, One day, konsep Ketuhanan itu harus bisa dihadirkan semenarik mereka main games,

Dulu ikhlas konsepnya abstrak, tapi sekarang bisa dihadirkan lewat teknologi temuan Anda. Bagaimana orang menerimanya?

Ya excited. Ada ketidakpercayaan juga.Ya itu, karena buat sebagian orang ikhlas ibaratnya pisau, sudah tumpul. Nah, menurut saya ikhlas itu seharusnya pisau yang paling tajarn, Banyak orang beranggapan ikhlas sama artinya dengan pasrah, yang sudah menyerah. Padahal ikhlas adalah senjata utama orang beriman, bukan orang pasrah.

Bagaimana cara kerja alat itu sehingga bisa mendeteksi keikhlasan?

Alat ini mendeteksi korelasi otak dengan jantung. Ini belum terlalu banyak dipahami dan masih menjadi polemik banyak orang. Orang masih menganggap hati kita adalah lever. Padahal kalau menurut saya, hati nurani kita atau rnemakai bahasanya Aa Gym, kalbu, adalah jantung. Salah satu arti kalbu sendiri adalah tempat keluar-rnasuk, mondar-mandir, ke atas-ke bawah dengan cepat. Kalau dilihat, itu adalah kerjaannya jantung.

Penelitian tentang jantung sebagai pusat kehidupan alam semesta ini masih sedikit. Padahal, Alhamdulillah kita sudah bisa mengakses kode-kode di balik kinerja jantung, Sebagian besar orang masih menganggap pusatnya itu di otak. Orang masih mengatakan 'pakai dong pikiran lo' sambil menunjuk ke otak.Tapi, mudah-mudahan nanti orang akan mengatakan itu sambil menunjuk ke jantung.

Mengapa jantung?

Jantung sudah diketahui atau disimpulkan meski masih terlalu dini, punya rnekanisme sama dengan otak. Kekuatan elektromagnetiknya 5000 kali lebih kuat dari otak. Dengan kata lain, sekarang jantung memenuhi syarat untuk disebut otak. Semua dokter peneliti tahu ini, Kebetulan saya mengikuti terus.

Makanya seringkali ada konflik batin karena otak mengajukan proposal, istilahnya, jantung juga mengajukan proposal. Memang jantung itu otak tingkat tinggi, otak halus, yang surgawi dan banyak mengalah. jadi kalau jantung sudah mau, tetapi otak melawan, jantung akan mundur. Biasanya sinyal yang diberikan berupa keraguan, takut, khawatir. Orang bilangnya firasat, intuisi, kata hati.

Saya jadi ingat mengapa nenek moyang kita selalu mengatakan "hati-hati" kalau kita hendak melakukan sesuatu dan bukan "pikir-pikir'. Ya itu tadi, karena kita diharapkan berpikir dengan hati. Masalahnya, banyak orang tidak tahu caranya. Jadi ketika dibilang hati-hati, bukan hati yang dipakai, tapi otaknya. Otak sudah telalu sering dipakai.

Coba deh berpikir dengan hati, rasakan kerjaan kita, rasakan bagaimana orang itu bicara, baru bahas dengan pikiran.Tapi biasanya kita sudah pakai pikiran dulu. Akhirnya yang muncul adalah prasangka. Itu yang coba dibahas di bengkel Katahati ini. Bagaimana berpikir dengan hati dan mengelola kekuatan besar ini supaya tidak konslet dan tidak cepat panas.

0 comments: