Sunday, July 29, 2007

LOA IT WORKS ! ! ! ! ! !

Halo sahabat sekalian ^_^

Saya nulis ini dalam kondisi kebahagiaan yang luar biasa loh. Rasanya hati dan mulut saya tersenyum bersamaan, bahkan saya dalam keadaan kontemplatif nih hehehe...SENANG BANGET karena saya bisa merasakan lagi emosi yang SANGAT KUAT ini dan saya tahu bisa kapan pun kembali ke dalam emosi ini. Saya pengen tahu deh, yang dimaksud dengan ENLIGHTMENT itu apa ya? Ada yang tahu? Pak Adi/Aries bisa bantu jelaskan? Di map of conciusness definisinya kan memang tak terlukiskan hihihi

Sebelum menulis ini saya masuk dalam kondisi theta. Dalam kondisi ini saya tidak lagi merasakan keberadaan tubuh saya (juga ada "suara" yang kasih tahu saya bahwa saya bisa OBE dengan mudah kalau saya mau.Tapi, saya belum kepengen, jadi yah ga dilakuin hihihi). Rasanya hanya ada pikiran/kesadaran saya saja. Saya tahu dengan masuk dalam kondisi ini ada kemungkinan saya akan kembali PLR (Past Life Regression) karena masih ada mental block sangat dalam di sana. Hanya saja kali ini saya lebih siap dengan lebih dahulu masuk ke tempat kedamaian saya. Saya juga tahu dengan masuk kondisi inilah saya bisa mendapatkan problem solving yang sejati. Dan ya saya berhasil ^_^ Saya berhasil berkomunikasi dengan dua bagian dari kesadaran saya yang selama ini memunculkan emosi yang menjadi block bagi kebahagiaan dan rasa syukur saya. Termasuk yang ada di past life itu. Dan memang ke-2 bagian ini sangat emosional dan sangat kuat keberadaannya. Saya bersyukur karena selama ini "mereka" menjaga saya dengan penuh perhatian dan "mereka" juga sangat ingin saya bahagia dan sukses.

Kali ini saya hanya merasakan sedikit getaran-getaran di tubuh dan terasa banget loh ada energi yang bergerak-gerak atau berputar-putar di sekujur tubuh dan di luar tubuh saya selama saya berkomunikasi dengan "mereka" dan emosi saya juga berubah-ubah sesuai dengan bagian yang muncul. Memang paling butuh waktu untuk mengatasi yang past life itu, syukurlah dengan bantuan doa saya berhasil mendamaikan dan berdamai dengan "dia" hehehe...

Oh ya, itu pengalaman yang spiritual dan mentalnya hehehe :p Saya juga mo ngabari aja bahwa affirmasi saya yang baru BERHASIL dan sudah bekerja dengan sangat baik selang satu hari saya buat. Yaitu, "Semakin hari segala keinginan saya semakin mudah dan cepat didapat" ^_^ Asik kan, dengan affirmasi ini, SEGALA keinginan saya dengan mudah dan cepat didapat loh. Dan affirmasi ini sangat nyaman di hati saya. Baru hari pertama saja sudah jadi, saya ingin jadi orang yang BERUNTUNG. Mulai dengan sering dapat hadiah dan menang undian. Maka saya mulai mengumpulkan "database" untuk reedukasi pikiran saya bahwa saya ini orang yang sangat beruntung sekali hehehe....Awalnya, saat antri bensin, saya mau isi Pertamax, tapi kok antriannya lebih panjang dari yang isi Premium. Oh, pantesan aja, ternyata cuma satu petugas yang melayani. Lalu, dalam hati saya bilang ," Nah, tuh Abang udah ngeliat ke sini, pasti dia dateng nih, jadi gw bisa antri di urutan pertama"

ENG ING ENG...tuh Abang langsung dateng dan bantu buka jalur antrian baru. SYUNG...motor saya melesat ke antrian pertama. ASIK BANGET, HOKI bener kan gw hehehe....(langsung gw tulis di RBM).Pada tahu dong kalo Nu Green Tea adain undian berhadiah, GRANDPRIZEnya 100juta loh. Ada 3 orang yang bakal menangin ini. Wah, boleh dong saya jadi salah satunya hihihi...Tadi saya ke supermarket, belanja buah buat teman saya yang lagi kena DBD. Saya beli Nu Green Tea 2. Yang satu saya PILIH dengan HATI saya. Yang satu asal comot. GUESS WHAT? Yang saya pilih dengan hati saya dapat hadiah loh ;-) Padahal sebelum hari ini (sebelum pakai affirmasi yang ini) saya sudah beli BANYAK green tea, tapi belum dapet semua. Sekarang, saya pilih hanya satu langsung dapet hadiah. Yang satunya lagi emang saya ga pilih2, asal comot aja karena ada orang lain yang ikut2an milih, jadi ga nyaman rasanya milih2 hihihi...

Jadi, saya sudah tahu RAHASIAnya ^_^

Ingat kan sebelum ikut Supercamp saya pakai LoA untuk dapet tempat parkir? Karena bukti sukses saya dapet tempat parkir dengan kekuatan pikiran saya sudah SANGAT BANYAK di buku sukses saya yang lama (sebelum ada RBM) sekarang ini kalo parkir saya SELALU dan PASTI dapat, mau hari apa pun, jam berapa pun, sesibuk apa pun dan saya selalu dapet tempat yang dekat dengan pintu masuk dan strategis. Sudah otomatis karena pikiran saya sudah menganggap itu hal yang biasa dan sudah jadi habit :p

Jadi, saya tinggal mengumpulkan aja database saya sebagai orang yang SANGAT BERUNTUNG, lama-lama jadi otomatis tuh. Makin hari makin sering menang dan makin besar hadiah yang dimenangkan hehehe...ASIK ;-)

Aih, enaknya kalo sudah mengenal cara kerja pikiran dan LoA.


momo
ENLIGHTED

Mental block hilang, UANG DATANG!

Halo semua,

Diminta testimony nih sama Cece Ely. Oke deh, udah lama juga ga ada testimony yang DAHSYAT.

Kalo testimony yang "kecil", saya barusan gabung sama MLM baru nih, terilhami, tiba-tiba pengen jalanin. Tiga minggu saya join jaringan saya sudah 35 orang. Besar omzet dan jaringannya naik terus tiap hari.

Nah, testimony yang "besar"nya apa dong? Begini ceritanya:

Sebagian besar anggota milis sudah tahu bahwa saya agent asuransi di Prudential. Saya sudah kasih tahu belum ya alasan ikutan Supercamp? Yah, buat yang belum tahu. Sebelum ikutan Supercamp, saya pernah closing case 2M (miliar bukan M-BER) hanya SATU nasabah saja. Itu buat saya beroleh komisi nyaris seratus juta dan jalan-jalan gratis ke Malaysia dengan fasilitas kelas satu. Senang?LUAR BIASA senangnya!! Pengen lagi? PENGEN BANGET!!!

Tapi, kenapa setelah itu saya gak bersemangat ya? Kenapa saya kok kena penyakit malaisme abistis :p Baru mikir mo telpon nasabah atau prospek aja, udah jijay deh ane. HOW COME???WHAT ABOUT MY DREAM??? I WANT TO HAVE MUCH MONEY!!!

Syukur saya punya satu karakter yang mendarah daging: selalu ingin maju dan menembus batasan diri sendiri. Maka, dimulailah petualangan mencari jalan keluar dari hal yang membelenggu saya ini. Ketemu buku BaMM. Ketemu deh Supercamp (saya sampe relain tablet PC yang saya beli 14 juta kejual cuma 5 juta demi ikutan Supercamp). Selesai? Belum...

Sejak pulang dari Supercamp, ada yang lain pada diri seorang Momo. Dia bisa therapy diri sendiri sekarang hahaha...

Mulai deh therapy demi therapy, mental block demi mental block diatasi. Sampai ketemu satu hal. Saya pernah bertanya kepada pikiran bawah sadar saya. Kenapa sih karir saya di Prudential mandek? Jawaban yang saya dapat:

YOU DON'T LIKE THIS JOB!!!

GUBRAKS! Gw ga suka profesi gw ini? Masa sih? Saya sempat ga percaya dan ga terima, wong saya menikmati komisi dan rewardnya kok. Saya merenung terus, dan akhirnya saya mengakui dengan jujur. Bahwa awalnya saya memilih menjadi seorang marketer adalah karena alasan yang sederhana: UANG. Meski saya tidak mencintai profesi seorang marketer (saya pengennya jadi trainer kayak Pak Adi dan Pak Ariesandi) dan sering saya menjalankan tuh harus dengan MEMAKSA diri saya, kan yang penting dapet duitnya, begitu pikir saya dulu. Ternyata jauh di dasar lubuk hati, saya sesungguhnya tidak suka kondisi ini. Seandainya ada pekerjaan yang NYAMAN, mudah dan enak di balik meja dengan hasil yang sama, pasti saya mau. Masalahnya itu? BELUM ADA :p hehehe...

Jadi, yang bisa saya lakukan adalah KOMPROMI. Saya akan tetap jalankan profesi saya untuk alasan uang dan uangnya akan berguna untuk mencapi tujuan hidup saya yang sesungguhnya. Oke? Lumayan deh :-) blockingnya rada kendur.

So, KEMARIN SORE, saya therapy lagi. Kali ini saya ketemu tembok yang menghalangi jalan saya di lorong menuju masa depan saya (waktu di Supercamp V, metode ini di sesi ke-2). Aneh, temboknya BOLONG. Gak ada halangan dong artinya untuk kesuksesan saya di Prudential. Cuma, kok jalanan di lorong di depan saya itu GELAP TOTAL, gak keliatan apa2.

WOW! SERAM!!

Akhirnya, saya mengerti kenapa saya sulit maju lagi di Prudential. Ternyata ada nilai2 (value) dalam diri saya yang tidak sejalan dengan nilai2 yang dianut oleh para leader saya di Prudential dan juga dengan Prudentialnya sendiri. Terus, saya gak bisa jalan lagi dong? Enggak, tetap bisa, hanya saja, ada beberapa hal yang mesti disesuaikan, supaya saya bisa sukses di Prudential tapi tidak "menghancurkan" diri saya sendiri. Tidak ada masa depan untuk saya di Prudential jika saya tidak melakukan penyesuaian dalam beberapa hal.

Selesai therapy, saya pergi ke rumah nasabah saya. Akhirnya saya bisa juga untuk prospekin lagi. You know? Ya saya closing lagi, 2 MILIAR lagi ^_^ Besok isi SPAJ hehehe...

Terima kasih Tuhan sudah pertemukan saya dengan Supercamp. Saya jadi bisa mengatasi halangan mental saya sendiri. Semakin hari, semakin tinggi level kesadaran dan juga kemakmuran saya hahaha ^_^




MOMO ^^
Enlightened For Goodness

Wednesday, July 25, 2007

Law of Attraction - The Law of Vibration

PERINGATAN KERAS: TIPS INI SANGAT MUNGKIN AKAN MENGGUNCANG KEYAKINAN YANG
SELAMA INI ANDA PEGANG TEGUH TENTANG KESUKSESAN DAN KEBERHASILAN!

*TENTANG KERJA KERAS*

Kami sekeluarga, pernah mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga, yang
kebetulan tetangga kami sendiri, sebagai tenaga pencuci pakaian. Selama
belasan tahun, ia bekerja pada keluarga kami dan beberapa keluarga lainnya
secara bergiliran, dengan penuh dedikasi dan kesetiaan.

Beberapa tahun yang lalu, ia pensiun karena kendala fisik yang dialaminya.
Tangan dan kakinya tak lagi mampu bersentuhan dengan dinginnya air untuk
lebih dari beberapa menit saja. Setiap kali tangan dan kakinya tersaput air,
ia akan merasakan ngilu yang sangat luar biasa, tak hanya di tangan dan
kakinya, tapi juga di seluruh tubuhnya.

Sebagai pekerja super keras, Saya melihatnya sebagai contoh yang sangat
nyata. Kendala fisik di atas sebagai muara dari kerasnya ia bekerja, adalah
sebuah ironi tentang fenomena kerja keras.

Apakah setelah semua itu kehidupan fisiknya juga berubah? Kecuali tentang
penyakit encok dan rematiknya itu, tidak ada. Penghasilannya selama ia
bekerja hanya cukup untuk hidup hari demi hari.

Saat ia memutuskan untuk pensiun, pakaiannya tetap sama seperti saat ia
memulai profesinya dahulu. Begitu pula rumahnya, tetap sebuah pondok
berdinding kayu dengan segala perabot yang sama. Begitu pula dengan warung
pecelnya, tetap seperti semula, bermeja reot berbangku reot, beratap terpal
plastik yang itu-itu juga.

Bagaimanakah fenomena ini bisa terjadi? Mengapakah seseorang yang telah
bekerja sedemikian keras di sepanjang hidupnya, tetap jua tak mengalami
berbagai kemajuan dan peningkatan dalam kesejahteraan?

Lihatlah sekeliling Anda, Anda juga pasti akan menemukan banyak fenomena
yang sama. Bagaimana dengan Anda sendiri? Mungkin Anda sudah membanting
tulang setengah mati sepanjang hidup Anda. Kemudian, Anda menyadari bahwa
keringat dan air mata yang bercucuran sekian lama, tak jua membuahkan
peningkatan dalam kesejahteraan. Ya, sangat mungkin Anda "bernasib" seperti
itu.

Bagaimana dengan ini?

Seorang Bill Gates drop out dari sekolah hukum ternama, tapi kini justru
menjadi orang paling kaya di muka bumi. Akankah ia tetap menjadi orang
paling kaya sedunia, jika ia tidak drop out? Saya yakin tidak. Sebab sebagai
sebagai pengacara, sepopuler dan setop apapun ranking bisnisnya, tetaplah
"pasarnya" lebih kecil dari dunia IT. Dan itu, tak akan membuatnya jadi
orang paling kaya sedunia.

Seorang Aa Gym, yang "tak pernah" mengenyam bersekolah di pesantren, kini
memiliki pesantren yang terhitung paling besar, sekaligus juga menjadi
konglomerat bisnis.

Atau bahkan ini?

Seorang Rasulullah SAW, adalah pebisnis tulen sebelum menjadi Rasul. Saat
menjadi Rasul, ia tidak lagi berbisnis. Apa yang terjadi? Setengah wilayah
bumi kemudian menjadi "miliknya", separuh kekuasaan di muka bumi "berada di
tangannya", dan setengah dari kekayaan dunia "berada di dalam genggamannya" .

Pernahkah Anda melihat orang yang santai bekerja, tapi kemudian kaya raya?
Pernahkah Anda melihat seseorang, yang hanya bekerja empat jam sehari dan
dua hari dalam seminggu, tapi berpenghasilan jauh lebih besar dari orang
lain yang pontang-panting dan babak-belur lebih dari empatpuluh jam
seminggu? Hoki? Nasib? Atau bisnis ideal?

Perhatikanlah bagaimana seorang konglomerat di dalam kesehariannya. Sangat
mungkin, Anda akan melihat mereka begitu santai dan rileks. Waktu kerjanya
mungkin akan sama seperti Anda. Begitu pula dengan jam tidurnya. Jika Anda
bekerja pada mereka, sangat mungkin Anda justru bekerja lebih keras dari
pada mereka.

Saat mereka memiliki satu perusahaan, jatah waktunya untuk berbisnis pada
perusahaan itu mungkin delapan sampai enambelas jam. Saat punya dua
perusahaan, waktunya untuk satu perusahaan mungkin akan berkurang menjadi
setengahnya.

Saat punya empat perusahaan, mungkin waktunya untuk satu perusahaan hanya
tinggal dua sampai empat jam saja. Dan saat perusahaannya sudah mencapai
ratusan, maka bisa jadi mereka hanya punya waktu lima sampai sepuluh menit
untuk setiap perusahaan.

Pada intinya, peningkatan di dalam kesuksesan dan kemajuan di dalam bisnis,
justru berasosiasi dengan makin sedikitnya waktu mereka untuk semua upaya.
Mereka makin sedikit bekerja, tapi justru makin sukses dan makin kaya.

Bagaimana ini?

Bagaimanakah Anda bisa memahami fenomena paradoksial seperti itu? Mengapakah
ada orang yang bekerja keras dan makin keras, tapi nasib baik justru makin
jauh berlari? Sebaliknya, mengapakah ada orang yang lebih santai, malah
makin sukses dan makin sukses lagi?

Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, apa yang akan Anda baca berikut ini,
adalah ringkasan dari sebuah buku yang berjudul *"The (Shocking!) Truth
About Action"*. Di dalam judulnya ada kata "shocking". Itu bukan gertak
sambal. Sebab, apa yang diulas di dalamnya, memang benar-benar akan
mengguncang apapun yang Anda yakini selama ini tentang kesuksesan.

Pada sub judulnya, bahkan dikatakan kurang lebih begini,

*"Ini semua adalah tentang bagaimana dan mengapa, nyaris segala yang Anda
terima sebagai bahan pelajaran, di sepanjang hidup Anda, di sekolah, di
rumah, dan di manapun, dari guru manapun, justru membangun tembok besar yang
makin tinggi dan tebal, yang menjadi penghalang utama Anda mencapai
kesuksesan." *

Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, ulasan berikut ini bisa memperjelas
berbagai fenomena di atas. Dan seperti yang sudah Saya ingatkan, semua ini
sangat mungkin bisa membuat Anda mengalami shock berat.

*KESALAHAN MENDASAR TENTANG ACTION*

Kesalahan itu adalah, Anda sudah terlanjur meyakini - di sepanjang hidup
Anda - bahwa Anda akan mencapai apapun yang Anda inginkan dengan melakukan
tindakan. Alias, Anda meyakini bahwa untuk mencapai sukses, Anda harus
bertindak.

Inilah kenyataannya:

*Keyakinan Anda itu justru menciptakan yang sebaliknya.*

Dalam konteks ini, Anda telah menomorduakan kekuatan pikiran. 90% orang,
ternyata bertindak dalam rangka mengkompensasi berbagai bentuk pemikiran
yang tidak tepat.

Maksudnya, nyaris setiap tindakan yang Anda lakukan selama ini, adalah
didorong oleh motivasi untuk struggle. Untuk selamat dan untuk survive.

Artinya:

*Nyaris setiap tindakan yang Anda lakukan, sumbernya adalah ketakutan,
kekhawatiran, dan keragu-raguan. *

Dalam hal ini, Anda telah memaksa pikiran untuk terealisasikan dalam bentuk
nyata melalui berbagai tindakan. Jika keputusan Anda untuk bertindak lebih
dominan, maka apa yang akan menjadi fokus Anda adalah *doing*. Dan Anda
menjadi lupa akan satu hal, yaitu *being*.

Apa yang akan tercipta dari pemikiran seperti itu, adalah sesuatu yang
menyimpang dari tujuan awalnya. Anda merasa akan berbahagia dengan menjadi
kaya. Tapi yang tercipta adalah; Anda memang menjadi kaya, tapi tidak
berbahagia.

*Being*, adalah syarat pertama dan paling penting di dalam proses
penciptaan.

*Ketahuilah bahwa segala sesuatu diciptakan dua kali. Pertama dalam bentuk
blue print, dan kedua saat direalisasi menjadi nyata. *

Sebuah bangunan diciptakan dua kali, pertama saat di atas kertas dan kedua
saat pembangunan fisik. Di atas kertas, arsitek bangunan itu tidak akan
pernah menggambarkan proyeksi bangunan, dengan asumsi bahwa bangunan itu
akan segera roboh.

Saat Anda menggambar "blue print" di dalam kepala, Anda bisa menggambarkan
diri Anda sebagai orang yang super kaya misalnya. Tentunya, Anda tidak akan
pernah menggambarkan bahwa di samping kekayaan itu, diri Anda juga tidak
berbahagia.

Jadi, semuanya harus dimulai dengan *being* pada saat ini juga. Mulailah
dengan berbahagia. Peganglah itu dengan kuat. Setelah itu, barulah Anda
mulai melangkah untuk memanifestasikan bahagia dalam bentuk "menjadi orang
kaya". Bukan sebaliknya, "pokoknya Saya mau kaya!" dan menomorduakan
bahagia.

Bukankah urutannya adalah *being*, *doing*, baru kemudian *having*?

Ingatlah bahwa kaya tidak sama dengan bahagia. Untuk keduanya, Anda akan
mengejar "having". Kaya sekaligus bahagia. Kaya boleh nanti, tapi bahagia?
Rugi besar jika Anda menundanya. Dan jika Anda menundanya, maka ia akan
segera terlepas dari Anda seumur hidup. Anda akan kaya, tapi Anda tak akan
pernah berbahagia. Mengapa demikian?

*INILAH RAHASIANYA*

*Bukanlah tindakan Anda yang menciptakan sesuatu, tapi niat Anda.*

Anda akan bisa meminimalisir tindakan Anda (sehingga Anda lebih santai dan
rileks), dengan berfokus pada semangat dan cita-cita - yang dibentuk oleh
niat, sampai Anda merasa sudah waktunya untuk bertindak. Sehingga, tindakan
itu nantinya tidak dilakukan dengan drive rasa takut, kekhawatiran, dan
keragu-raguan. Saya pribadi menyebut ini dengan konsep "TUNGGULAH GONGNYA".

Bagaimana supaya kita bertindak setelah bunyi "gong" dan tidak
mendahuluinya?

*Fokuslah pada apa yang Anda inginkan, dan bukan pada apa yang tidak Anda
inginkan.*

Dengan fokus itu, Anda akan tahu kapan harus bertindak. Dan saat tindakan
itu dieksekusi, maka semuanya akan terasa ringan dan tidak menjadi beban.

Di titik itulah, Anda akan berangkat dari titik departure yang benar, yaitu
bertindak bukan dengan dasar rasa takut, khawatir, ragu, atau bahkan hanya
sekedar ingin cari selamat alias struggle, melainkan dengan dasar semangat,
cita-cita, dan enjoyment. Maka, seluruh alam semesta akan mulai mendukung
Anda, dan memberi jalan yang mulus di hadapan Anda.

*UJI KELAYAKAN SEBELUM BERTINDAK*

*Jika Anda sudah fokus pada semangat dan cita-cita, tapi Anda masih merasa
grogi dan tidak percaya diri, Anda belum siap bertindak.*

Jika Anda paksakan, semua tindakan Anda akan berubah menjadi beban. Padahal,
Anda bisa bertindak tanpa beban, tanpa penghalang, dan tanpa rasa sakit.
Sesungguhnyalah, Anda bisa bertindak nothing to lose. Alias Ikhlas. And
that's fun of course.

Mendasarkan diri semata-mata pada tindakan, adalah tidak tepat. Tindakan
Anda harus dibarengi dengan rasa tanpa beban. Menyenangkan dan nothing to
lose. Hanya itulah yang akan membuat lingkungan dan alam semesta mendukung
Anda.

Anda harus memperbaiki konsepsi tentang "no pain, no gain". Mengapa? Karena
"pain" Anda semestinya berproporsi benar. Memang harus ada "pain", tapi itu
tidak berarti bahwa semua bentuk "pain" harus Anda alami terlebih dahulu.
"Pain" Anda haruslah worthed dengan "gain" yang Anda cita-citakan.

Jika Anda salah memahami konsep "no pain, no gain" ini, maka tindakan Anda
hanya akan berbentuk struggle dan cari selamat saja.
Dan:

*Anytime You are struggling, You are miscreating. *

Jika Anda bertindak untuk struggle dan cari selamat saja, maka Anda akan
sangat fokus pada "menghindari sesuatu". Ketahuilah, "sesuatu" yang Anda
hindari itulah yang justru akan Anda dapatkan!

Ini menjelaskan fenomena masyarakat miskin di berbagai belahan dunia, yang
terus bekerja keras siang dan malam, tapi nasibnya tidak berubah. Mereka,
sebenarnya bisa merubah nasib dengan "hanya" merubah niatnya.

Bukankah Anda juga melihat, mereka yang tadinya di bawah, memang terbukti
berubah nasibnya dengan merubah niatnya? Lihatlah perubahan nasib pengrajin,
yang tercipta karena pergeseran niat dari "mencari sesuap nasi" menjadi
"berbagi keindahan". Lihatlah pemenang Kalpataru. Lihatlah penerima
penghargaan UKM. Lihatlah fenomena Grameen Bank. Mereka, telah merubah
nasibnya dengan merubah niatnya.

Apa berikutnya?

*Tindakan itu perlu, tapi ketahuilah bahwa tindakan adalah komponen terakhir
di dalam proses penciptaan.*

Tindakan tidak dapat dijadikan sebagai inisiator dari hasil. Inisiasi adalah
fungsi dari being, thought, baru kemudian action. Dengan kata lain,
inisiatif-lah yang menentukan hasil. Maka, di sini Anda mungkin perlu
memperbaiki konsep tentang inisiatif. Inisiatif bukan hanya ide. Inisiatif
adalah paket lengkap dari being, thought, dan action. Inisiatif akan
menciptakan vibrasi.

Alam semesta ini adalah vibrasi. Setiap atom dan molekul alam semesta
bervibrasi. Atom dan molekul di tubuh Anda juga. Pikiran Anda juga. Pikiran
Anda punya frekuensi listrik seperti juga gelombang radio. Dan teori modern
telah membuktikan bahwa gelombang itu termanifestasi secara fisik sebagai
atom, molekul, dan partikel. Alias, punya bentuk materi juga.

Di dalam alam semesta ini, segala sesuatu diciptakan untuk bisa saling
harmoni sehingga seimbang dan tidak hancur. Dengan harmonisasi vibrasi itu,
alam semesta bergerak dan berubah. Dengan harmonisasi itu berbagai proses
penciptaan lanjutan berlangsung. Termasuk, apapun yang menjadi cita-cita
Anda, baik fisik maupun non fisik.

Maka sebelum bertindak, bertanyalah terlebih dahulu pada diri Anda sendiri:

*"Bagaimana Saya bervibrasi, harmoniskah dengan vibrasi alam semesta?"

"Sesuaikah dengan tujuan dari penciptaan diri Saya?"

"Sesuaikah dengan tujuan dari penciptaan alam semesta?"*

Bagaimana Anda bisa mengetahui dan mengatakannya? Anda bisa mengetahui dan
mengatakannya dengan bertanya pada perasaan Anda. Lebih tinggi lagi,
bertanyalah kepada nurani dan kalbu Anda.

*Apa yang Anda rasakan, akan menentukan apa yang akan Anda tarik.*

Dengan hanya berfokus pada apa yang Anda inginkan sesuai perasaan, nurani,
dan kalbu Anda, maka alam semesta akan menciptakan satu set situasi dan
keadaan khusus, di mana Anda akan bisa bertindak dengan ringan dan tanpa
beban, dengan sebuah jaminan akan kesuksesan.

Setting situasi dan keadaan khusus itu, pasti tercipta bersama dengan apapun
yang menjadi niat Anda. Alias, setting itu netral sifatnya. Begitulah hukum
universalnya.

Dengan kata lain, semudah Anda jatuh, gagal, dan tidak sukses, semudah itu
pula sebenarnya, Anda bisa bangkit, berhasil, dan menuai sukses, tanpa perlu
terlalu ngoyo dan tergopoh-gopoh, apalagi kemaruk.

*KESIMPULAN*

Hasil Anda tidak ditentukan oleh tindakan Anda. Hasil Anda, ditentukan oleh
niat Anda.

Saya Ingin Anda Sukses,
Saya Harus Membuat Anda Sukses.
*(Ini niat Saya.)*

Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.

Monday, July 16, 2007

Pikiran Sadar, Bawah Sadar, Dan Do’a

Semakin mendalami neuro-linguistic-programing (NLP), dan menghayati arti kehidupan, perjalanan refleksi saya menemukan sesuatu yang belum pernah saya dapatkan: kenapa manusia dianjurkan berdo’a?. Apa yang tersembunyi dibalik do’a secara neurologis?. Yang sering saya temukan dalam ceramah rohani konvensional selama ini, do’a merupan alat komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Bahwa do’a adalah cara “memohon” sesuatu dengan rendah diri dan khusuk di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam dunia NLP do’a memiliki perspektif yang berbeda. Do’a dalam NLP lebih mempertegas betapa manusia sangat lemah di hadapan Sang Pencipta. Bila kita mempelajari konfigurasi otak manusia dan perannya, berdo’a merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia. Sehebat apa pun manuasia itu, berdoa menjadi suatu keharusan: wajib. Hanya saja Tuhan Maha Bijaksana, sehingga berdo’a menjadi semacam anjuran: mau berdo’a atau tidak, sangat tergantung pada tingkat keimanan kita masing-masing.Tuhan tidak akan rugi bila umat-Nya tidak berdo’a.

Untuk memahami pentingnya do’a versi NLP, saya harus bicara secara teoritis terlebih dahulu. Secara anatomis, otak manusia dibagi menjadi dua bagian besar: otak kanan dan otak kiri. Otak kiri adadalah otak rasional; otak kanan otak adalah otak kreatif, imajinatif, asosiatif dan inovatif. Sedangkan menurut para pakar psiko-analis, bahwa secara struktural berpikir, otak dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar: yakni pikiran sadar (conscious mind), pikiran pra sadar (sub conscious mind) dan pikiran bawah sadar (unconscious mind). Dengan bahasa lain, menurut Ary Agustian Ginanjar (2004), pikiran sadar (kecerdasan interlektual atau IQ), pikiran pra sadar (kecerdasan emosional atau EQ), dan pikiran bawah sadar ( kecerdasan spiritual atau SQ).

Dalam NLP, secara sederhana hanya membagi pikiran menjadi 2 (dua) yakni pikiran sadar (PS) dan pikiran bawah sadar (PBS). PS adalah pikiran aktual saat ini atau pikiran aktif: apa yang Anda rasakan dan Anda ingat saat ini. PBS adalah pikiran yang tidak muncul saat ini, saat Anda membaca tulisan ini yang bekerja secara aktif adalah PS. Semua pikiran yang digunakan untuk memahami makna tulisan ini adalah PS; sedangkan semua pikiran lainnya yang tidak muncul pada saat Anda membaca tulisan ini disebut PBS. Jadi misalnya Anda punya banyak pikiran (masalah: hutang, pekerjaan, keluarga dll) dan segera terlupakan sesaat (hanya saat) membaca tulisan ini, itulah PBS. Singkatnya, PS adalah pikiran yang saat ini muncul, sementara PBS adalah pikiran yang tidak muncul (tersimpan) saat ini.

Bila dilihat prosentasenya , jumlah PS jauh lebih kecil (12 persen) dibandingkan PBS (88 persen). Apa yang tersimpan dalam otak kita jauh lebih banyak dari pada apa yang kita gunakan saat ini. PBS ibarat perpustakaan, sementra PS ibarat katalognya (alat). Anda akan dengan mudah mendapatkan jumlah dan jenis buku yang tersedia di perpustakaan bila Anda mau menggunakan alat bantunya yakni katalog. Anda akan paham dan dapat memanfaat kekayaan diri yang tersimpan di dalam PBS, bila mau menfaatkan PS Anda sebagai alatnya.

Coolinng Wood (2005) menggambarkan hubungan antara PS dengan PBS, ibarat sebuah ruangan gelap dan lampu senter. Sebuah ruangan gelap ibarat PBS; lampu senter (alat) sebagai PS. Bila Anda masuk ke ruangan gelap tanpa alat bantu senter Anda akan terjebak dan tidak mampu menggambarkan isi keseluruhan ruangan tersebut. Berbeda dengan bila Anda menggunakan alat bantu senter, Anda tidak akan terjebak dan segera mendapatkan bentuk dan deskripsi ruangan tersebut.

PS ibarat seberkas cahaya yang mampu menyinari kegelapan. PBS ibarat kekayaan yang tersembunyi di ruangan gelap. Keduanya sangat bermanfaat untuk kehidupan ini. Sayangnya pendidikan formal kita nyaris tidak memiliki kurikulum bagaimana memanfaatkan kekayaan yang tersembunyi itu. NLP sebetulnya mampu untuk itu namun belum banyak dikenal di Indonesia: NLP for education.

Koordinasi antara PS dan PBS menjadi hal penting dalam kehidupan sehari-hari. PS adalah pengontrol utama mekanisme kerja di antara keduanya. PS menentukan kekayaan mana (informasi mana) yang akan dimanfaatkan pada situasi tertentu oleh seseorang. PS sangat menentukan potensi diri mana yang dapat digunakan dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Secara ideal mekanisme kerja diantara keduanya bersifat buka-tutup. Artinya, ketika PS bekerja PBS (dikunci), tidak boleh mengganggu kerja PS. Idealnya, ketika Anda sedang membaca tulisan ini, PBS tidak boleh muncul atau menginterupsi. Tetapi yang sering terjadi, ketika Anda membaca tulisan ini, PBS sering menginterupsi (muncul) sehingga konsentrasi buyar. Yang sering terjadi juga, Anda sedang mendengarkan kuliah, tetapi pikiran tiba-tiba melayang kemana-mana (ingat hutang, masalah keluarga, pekerjaan dll) sebagai hasil interupsi dari PBS. Bila Anda belum terampil mengendalikan sang interuptor tadi, tidak saja Anda menjadi sulit berkonsentrasi tetapi bisa fatal.

Khilaf adalah contoh betapa seseorang sering tidak mampu mengendalikan sang interuptor tadi. Bila Anda bekerja di laboratorium yang mempersyaratkan konsentrasi tinggi, dan prosedur ketat, maka akan sangat fatal bila tiba-tiba digoda oleh sang teruptor. Seorang ibu yang hendak memandikan bayinya dan khilaf karena ada interuptor (mungkin masalah hutang, masalah keluarga, masalah pekerjaan dan lain-lain) bisa jadi tiba-tiba menyiram balitanya dengan air panas dari termos. Semua itu bisa terjadi bila sang interuptor yang berasal dari pikiran bawah sadar tidak bisa dikendalikan dan dikelola secara baik.

Disinilah letaknya, sehebat apa pun manusia, secara potensial masih bisa lengah dan tergoda oleh sang interuptor. Manusia boleh bangga dengan hasil pikir otak sadarnya, boleh bangga dengan perencanaan yang matang dan standar kerja yang baku. Tetapi siapa pun orangnya masih bisa lengah oleh jutaan interuptor yang bersumber dari PBS. PS kita tak akan mampu mengunci rapat-rapat PBS untuk tidak menjadi interuptor. Berapa lama kita berkonsentrasi untuk satu hal? Berapa lama kita untuk tidak mengingat suatu hal ketika sedang konsentrasi? Interuptor bisa datang setiap saat.

Sampai di sini saya ingin mengatakan bahwa berdo’a adalah cara terbaik agar kita tidak mudah lengah dan hanyut oleh interuptor. Hanya Tuhan yang tidak pernah lupa. Secerdas apa pun manusia, tetap saja lengah dan lupa. Manusia diberi sifat lupa dan lengah. Maka berdo’alah kepada Tuhan agar sifat lupa dan lengah tidak menjebak diri kita. Hanya dengan seijin Tuhan manusia dapat terhindar dari kekurangannya (lengah, lupa, khilaf dan lain-lain).

Do’a dalam perspektif neurologis, adalah cara menyapa agar interuptor yang hadir adalah interuptor positif. Pada saat kita berdo’a (baik pada saat mulai, menjalani dan mengakhiri pekerjaan), sesungguhnya adalah sedang mengaktifkan otak spiritual, otak/syaraf positif yang bersumber dari nilai-nilai Ilahiyah. Bila yang satu ini sering diaktifkan (lebih dikenal dengan banyak dzikir) maka semua aktifitas kerja kita menjadi lebih terkontrol, lebih bijak dan lebih bermakna, kalau pun sang iteruptor datang adalah interuptor yang positif: yang mengingatkan agar tidak terjebak dalam kehilafan seperti contoh tersebut di atas.

Berdoa adalah cara menggunakan pikiran sadar dalam mengakses PBS yang terdalam yakni spiritual. Do’a adalah “lampu senter” untuk melihat secara komprehensif seluruh potensi pikir yang tersimpan di dalam otak kita sampai ke hal-hal yang spiritual. Do’a adalah cara mendapatkan “lampu senter Ilahiyah” yang mampu menerangi apa yang kita miliki (potensi diri), apa yang kita kerjakan, dan apa yang akan kita kerjakan menjadi lebih bermakna bagi banyak orang.

Barangkali itulah secara neurologis mengapa Tuhan dengan bijak menganjurkan supaya kita senantiasa berdo’a. Paling tidak agar kita tidak lupa atau khilaf, dan agar apa yang kita kerjakan setiap saat selalu terkontrol oleh nilai-nilai positif-Ilahiyah. Hanya dengan do’a hidup lebih bermakna dan terhindar dari kesombongan intektual.

Do’a adalah cahaya terang bagi diri sendiri dan kehidupan. Bila seseorang memilki terang hati (ikhlas), terang rasional (cerdas) dan terang emosinal (sabar), ia termasuk orang yang terhindar dari kegelapan.

Secara neurologis, manusia sangat rentan terhadap kehilafan, maka berdo’alah, agar kehilafan itu tetap terjaga oleh Yang Maha Terjaga : Tuhan.
Waidi - Purwokerto

DOA dan LoA

Berikut adalah pengalaman - pengalaman hidup saya. Saya share di
milist ini sesuai dengan anjuran Pak Moderator.

KETEMU JODOH
Sejak semasa sekolah SMA, saya termasuk orang yang agak "alergi"
dengan pacaran. Bukan apa - apa, saya orangnya senang kumpul bareng,
jalan bareng, pokoknya friendship buat saya adalah segalanya pada
saat itu. Yang ada di benak saya, kalau saya punya pacar rasanya
diri saya akan banyak terkekang. Aktivitas saya serba dibatasi,
karena sang pacar pasti selalu menuntut ini dan itu.

Dalam sebuah perenungan, saya meniatkan diri bahwa saya akan punya
kekasih / pacar kalau saya sudah siap menikah. Saya sampaikan hal
ini dalam do'a saya kepada-Nya.

Waktu berlalu, dan saya berada di perguruan tinggi. Kira - kira
tingkat 3 (semester 5), tiba - tiba ada keinginan yg cukup kuat
dalam diri saya untuk memiliki seorang kekasih. Yang saya lakukan
pada saat itu lucu juga he..he... Saya membayang - bayangkan
bagaimana sosok kekasih saya tersebut, kurang lebih seperti ini:

- Berkulit putih
- Tidak lebih tinggi dari saya
- Berjilbab
- Bisa memasak
- Bisa menjahit
- Anggun / feminin

Deskripsi perempuan tersebut saya tuliskan di selembar kertas,
sambil saya terus membayang - bayangkan sosoknya. Memang wajahnya
selalu kabur, tapi sosoknya selalu bisa hadir dalam benak saya
dengan jelas. Bahkan di kertas itu saya menggambarkan beberapa
sketsa.

Saya membayangkan ketika dia berada tepat disamping saya, sedang
berjalan bersama, makan, nonton bioskop, dsb. Perasaan yang amat
indah saya rasakan saat itu. Dan akhirnya visualisasi itu saya tutup
dengan sebuah do'a "Ya ALLAAH izinkanlah semua ini terjadi".

Beberapa bulan kemudian, saya dipertemukan dengan seorang perempuan.
Deskripsi fisiknya sama persis dengan kriteria saya. Saat pertama
bertemu, memang ada suatu perasaan yang berbeda singgah di hati
saya. "Hmmm... inikah orangnya?", demikian pertanyaan itu
menggelora.

Informasi berikutnya yang saya dapat, bahwa perempuan ini pandai
menjahit, dan dia juga bisa memasak (turun temurun dari keluarganya).

Singkat cerita, kami berkenalan, PDKT (he..he..), dan... perempuan
itu, perempuan yang saya idamkan, saat ini satu rumah dengan saya.
Kami menikah pada bulan November 2003.

"Ya ALLAAH... Terima Kasih"

LULUS CUM-LAUDE
Percaya atau tidak, waktu kuliah dulu, IPK saya termasuk
menyedihkan. Cuma 2,3 di tingkat pertama. Ada rasa menyesal dan
tidak enak menyesak di dada ini. Saat itulah saya memantapkan niat
untuk meraih prestasi.

Saya mulai membayangkan betapa senangnya ketika nama saya di panggil
dalam upacara wisuda kelulusan. "Muhammad Isman, lulus dengan
predikat Cum Laude!"... Saya pun kemudian menghampiri kedua orang
tua saya dan memeluk mereka dengan bahagia.. Uuuhhhh.. senangnya.

Seperti biasa, visualisasi kelulusan itu pun saya akhiri dengan
do'a "Ya ALLAAH izinkanlah semua ini terjadi".

Tak terasa 3 tahun berlalu sudah. Kejadian berikutnya adalah, saya
berdiri mengenakan toga ditengah 1000 an orang calon wisudawan.
Kemudian seseorang di pengeras suara memanggil saya "Muhammad Isman,
IPK 3,47, lulus dengan predikat Cum Laude!".

Seusai wisuda itu selesai, saya kembali merenung. Mengingat - ingat
kembali masa studi saya. Ternyata saya baru menyadari, mengubah IPK
2,3 menjadi 3,47 itu bukan perjuangan yang mudah. Anehnya, saya baru
tahu beratnya perjuangan saya setelah lulus. Pada saat saya
berjibaku, tidak terasa berat sedikitpun.

Setelah saya belajar LoA, The Secret, akhirnya saya paham.
Perjuangan itu tidak terasa berat karena adanya faktor Attraction.
Saya sedang tertarik dalam keinginan dan impian saya, dan tidak
sedikitpun berusaha melawan ketertarikan itu.

"Ya ALLAAH... Terima Kasih"

PROFESI TRAINER
Salah satu keinginan saya setelah lulus kuliah adalah menjadi
seorang Trainer. Karena itulah saya getol mengikuti training -
training, seminar, course, membaca banyak literatur, mengumpulkan
riset, dan sebagainya. Saya juga bergabung dengan sejumlah
perusahaan penyedia jasa pelatihan dan dengan perusahaan konsultan.

Sebuah kesempatan akhirnya muncul. Atasan saya di perusahaan meminta
agar saya mulai terlibat aktif sebagai trainer, tidak hanya sekedar
mengurus manajemennya saja.

Penampilan pertama saya adalah di sebuah perusahaan jasa bimbingan
belajar. Ya, skalanya bisa dibilang UKM. Saya mendapat sambutan baik
dari para peserta, dan akhirnya berlanjut ke training - training
berikutnya. Skala perusahaan yang saya tangani mulai berkembang,
hingga ke MNC.

Akhirnya, saya pamit pada atasan saya, dan mulai menjadi trainer
secara mandiri. Trainer yang di-hire sana sini baik oleh perusahaan
langsung atau oleh EO. Saya pun bergabung dengan komunitas -
komunitas training, meluaskan network, dan semakin banyak belajar.

Tak terasa sudah sekian banyak training saya bawakan, sudah banyak
perusahaan dan EO yang bekerjasama. Kalau saya ingat - ingat,
rasanya tidak percaya. Koq bisa ya??!! he..he... Ternyata mudah
sekali, Anda pasti bisa menebak apa yang saya lakukan.

Yup!!... Visualisasi dengan perasaan... lalu saya akhiri dengan
do'a "Ya ALLAAH izinkanlah semua ini terjadi".

"Ya ALLAAH... Terima Kasih"

INSPIRATOR ON-AIR
Suatu ketika, saya pernah diundang oleh stasiun radio di Bandung
untuk sharing soal bisnis, seperti entrepreneurship, marketing, dsb.
Awal undangan tersebut memang dari kegiatan training dan seminar
yang saya bawakan.

Tidak cuma sekali, tetapi hingga beberapa kali. Akhirnya saya pun
jadi punya suatu keinginan "hmmm... seneng banget ya kalau saya
punya acara sendiri di radio ini. saya bisa sharing dengan banyak
orang", begitulah lintasan pikiran di benak saya.

Tak terasa, saya terhanyut kembali dalam proses visualisasi.
Terbayang oleh saya ketika saya bisa membagikan pengetahuan kepada
para pendengar radio itu, terbayang oleh saya ketika saya membahas
pertanyaan - pertanyaan dari para pendengarnya, aaahhh... senangnya.
Kembali visualisasi menyenangkan itu saya tutup dengan do'a "Ya
ALLAAH izinkanlah semua ini terjadi".

Pada akhir tahun 2005, saya mendapat panggilan dari Program Manager
di radio tersebut. Saya diminta membawakan talkshow bisnis yang
bertajuk INSPIRASI BISNIS selama 1 jam. Entah apa yang menjadi
pertimbangan beliau, yang jelas sebuah kontrak 1 tahun disodorkan
kepada saya.

Setelah meneliti dengan seksama, saya pun menandatangani kontrak
itu. Dan... jadilah saya INSPIRATOR BISNIS on-the-air.

Merasa puas dengan program tersebut, sang manager kembali meminta
saya melanjutkan siaran disana. Pada akhir tahun 2006, kontrak 1
tahun disodorkan lagi kepada saya.

"Ya ALLAAH... Terima Kasih"

Sebenarnya masih banyak kisah hidup saya yang lainnya. Setelah saya
renungkan akhirnya saya menyadari, ternyata saya hidup dari LoA ke
LoA dan dari Do'a ke Do'a.

Pembahasan LoA dan Vibration bersama beberapa sahabat, membawa saya
kepada satu kesimpulan, yaitu: "Do'a adalah vibrasi dahsyat untuk
mewujudkan suatu keinginan".

Nyatalah janji ALLAAH: "Berdo'alah pada-Ku, niscaya AKU kabulkan"

"Ya ALLAAH... Terima Kasih"

Salam,

Muhammad Isman

Let Go... Let GOD

Aaaahhh..., akhirnya saya punya waktu untuk menuangkan tulisan di blog lagi. Ya, 3 minggu terakhir ini agenda saya benar – benar padat sekali. Kalau dihitung, rata – rata setiap hari saya menghabiskan waktu 18 jam untuk mengurusi bisnis dan aktivitas profesi saya. Anyway, saya tetap menikmatinya. “enjoy aja lagi”….he..he..

Minggu kemarin, saya menerima sebuah musibah, PENIPUAN!. Yang membuat saya tak habis pikir, penipu itu adalah orang di instansi pemerintah yang cukup terpandang. Sebuah badan yang menangani masalah perencanaan pembangunan bangsa ini. Mungkin lebih tepat saya sebut OKNUM ya, karena dilakukan oleh 1 orang, meskipun tindakannya itu mengatasnamakan instansi pemerintahan.

Si OKNUM ini melakukan penipuan registrasi training yang saya selenggarakan di Jakarta. Sehingga saya harus menanggung kerugian yang cukup besar. Rasa kesal dan marah sempat berkecamuk di dada, apalagi ketika menghubungi kantornya saya pun di ping-pong kesana kemari. Rupanya kebiasaan main ping-pong waktu bekerja masih belum hilang di instansi pemerintah, he..he..

Saya punya kebiasaan berdialog dengan diri sendiri, atau istilah kerennya Self-Talk. Hal ini sering saya lakukan dan sangat membantu, apalagi kalau dihadapkan pada situasi – situasi sulit. Tak jarang saya menemukan solusi saat berdialog dengan diri.

Nah, self-talk juga saya lakukan ketika mendapat musibah penipuan tersebut. Tiba – tiba saja diri saya yang lain mengemukakan sebuah pertanyaan, bunyinya begini: ”Isman, kamu punya dua pilihan. Pertama, kamu bisa mengerahkan semua energi untuk mengejar – ngejar OKNUM itu, silahkan saja. Kedua, kamu pasrahkan saja kejadian ini pada ALLAAH S.W.T dan lanjutkan kegiatan training kamu tanpa merasa ada beban sedikitpun, silahkan. Kamu pilih yang mana?”

Menanggapi pertanyaan itu, pikiran sadar saya segera bekerja. Hmmm.... mengejar – ngejar OKNUM tadi bisa saja berhasil, tapi pasti energi yang saya keluarkan negatif. Kenapa?, pastilah saya marah – marah, kesal, emosional, dsb... wahh nggak kebayang nanti saya marah seperti apa. Kalau saya pasrahkan pada ALLAAH, dan saya lanjutkan training ini tanpa beban, rasanya tidak ada energi negatif yang saya keluarkan. Saya tetap bisa merasakan kepuasan dalam training tersebut meski pesertanya hanya beberapa orang saja.

Seketika itu juga, saya memilih pasrah kepada-NYA. Saya percayakan penyelesaian masalah ini kepada-NYA. Saya cukup berkata ”INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI’UUN”... Ya ALLAAH aku serahkan masalah ini kepada-MU, begitu ucap saya. Batin saya menjadi tenang, dan training saya pun tetap berjalan dengan baik hingga berakhir.

Di akhir training, seorang peserta menghampiri saya. Dia berkata : “Pak, sebenarnya saya tahu kejadian yang menimpa Bapak. Tapi saya salut dengan EO dan trainernya… sangat tenang menghadapi semua ini, seolah tidak pernah terjadi”, katanya. Saya pun kaget dan menjawab “ O ya!?!”. “Iya Pak, saya pernah menemukan kejadian ini di training lain yang saya ikuti. EO dan trainer sangat terlihat panik, jadi efeknya buat para peserta juga tidak baik, saya nggak nyaman ikut training tersebut”. Di akhir pembicaraan dia berkata pada saya ”Saya do’akan training – training Bapak selalu sukses ya, saya permisi duluan”. Saya terkesima dengan pendapat peserta tadi. Terus terang saya cuma bisa melongo bengong dan bingung.

Singkat cerita saya telah kembali ke Bandung, dengan perasaan lega dan tidak ada beban sedikitpun. 1 hari setelah training itu berlalu, saya menerima telepon dari seorang klien saya. ”Pak Isman, kami membutuhkan training Impressive Presentation untuk tenaga sales kami, butuhnya segera pak, kami akan jadwalkan di bulan Juli. Tolong outline trainingnya dikirim besok ya Pak”. Saya tidak begitu heran, ahhh.. saya pikir ini biasa saja.

Besoknya, ketika saya hendak mengirim outline training yang diminta, Handphone saya kembali bunyi. Ternyata dari klien saya yang lain, dia menanyakan hal yang sama “Pak, ada program training advance selling nggak, perusahaan saya lagi butuh untuk in-house. Kalau ada, programnya tolong dikirim by e-mail ya”. Begitu menutup telepon, saya mulai bertanya – tanya “Lha, ada apa ini?”…

Dua hari kemudian, saat saya mendampingi Krishnamurti dalam workshop di Bandung, sebuah pesan singkat (sms) saya terima. Dari siapa?, tepat sekali, dari klien saya yang lainnya lagi. Sms nya berbunyi: ”Assalaamu’alikum. Pak Isman jadwal training motivasi yang waktu itu kita bicarakan, bisa dilaksanakan tanggal 7 Agustus 2007”. Seketika itu saya tersadar... Ya ALLAAH, begitu besar kuasa-MU, janji-MU amatlah nyata!, terima kasih Ya ALLAAH, terima kasih, ALHAMDULILLAAH...

Saya teringat ucapan Guru Tele-Business saya, Bob Proctor. “Let Go… and Let GOD!”. Biarkan, pasrahkan, ikhlaskan… biarlah Tuhanmu yang mengurusinya. Ya!, ternyata kepasrahan adalah kuncinya. Saya sharingkan pengalaman ini kepada Krishnamurti, dan dia tersenyum – senyum sambil berkata… “begitulah memang hukumnya Pak, itulah hukum energi”.

Melalui pengalaman ini saya ingin berpesan pada Anda: “Siapapun Anda, jangan pernah sekali – kali meremehkan kekuatan Pasrah. Energinya sangat luar biasa positif. Minggu lalu saya Let Go 12 juta rupiah, dan minggu berikutnya saya Let GOD memberi saya 50 juta rupiah...”

Ingat!, saat Anda TERIMA kejadian apapun yang menimpa Anda dengan iklhas. Maka bersiaplah untuk menyambut KASIH Tuhan Yang Maha Kuasa. Ya ALLAAH... TERIMA KASIH...

Posted by Muhammad Isman

Tuesday, July 10, 2007

Pikiran Bawah Sadar Sangat Sadar Dan Cerdas

Dunia objektif muncul dari pikiran itu sendiri
~Buddha

Benar, anda tidak salah membaca judul artikel ini. Banyak orang tidak tahu bahwa sebenarnya pikiran bawah sadar sangat sadar dan cerdas. Kita menyebutnya pikiran bawah sadar karena pikiran sadar kita seringkali tidak menyadari keberadaan dan cara kerja pikiran bawah sadar.

Proses berpikir yang terjadi antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar berjalan pararel atau bersamaan. Bedanya adalah pikiran sadar bisa berhenti bekerja sedangkan pikiran bawah sadar tidak akan pernah berhenti walau hanya sedetik saja. Saat pikiran bawah sadar kita berhenti bekerja maka saat itu pula kontrak hidup kita di dunia ini sudah selesai.

Lalu apa maksudnya dengan pernyataan bahwa pikiran bawah sadar sangat sadar dan cerdas?

Untuk menjelaskan pernyataan ini saya akan menceritakan kasus seorang klien, sebut saja Pak Purnomo, yang pernah saya tangani.

Ceritanya begini. Pak Purnomo datang ke tempat saya untuk konsultasi dan terapi. Keluhannya yaitu ia telah bekerja sangat keras, fokus, pantang menyerah, namun tetap sangat sulit untuk berhasil. Selalu saja ada hambatan yang ia alami. Pak Purnomo malah sempat berpikir bahwa sudah nasibnya jadi orang gagal. Lha, sudah berusaha habis-habisan kok masih nggak bisa sukses.

Melalui diskusi yang intens saya akhirnya berhasil menggali dan menemukan akar masalah yang membuat Pak Purnomo begitu sulit untuk berhasil.

Oh ya, Pak Purnomo adalah seorang salesman. Ia sempat sukses besar dan mendapat bonus mobil dari hasil bisnisnya. Namun secepat ia meraih keberhasilan itu demikian cepat pula bisnisnya turun dan akhirnya stagnan.

Saya berusaha menggali akar masalah dengan menanyakan perasaan yang dirasakan Pak Purnomo setiap kali ia menjalankan bisnisnya. Ternyata perasaan yang senantiasa muncul adalah ia merasa tidak tulus terhadap calon klien, merasa tidak pantas jika mendapatkan untung dari hasil penjualannya, merasa takut ditolak, dan tidak berani melakukan follow-up terhadap calon klien.

Apabila ia harus menemui klien di luar kota maka yang muncul adalah perasaan tidak nyaman, khawatir, dan enggan untuk pergi jauh dari keluarganya. Ia (pikiran sadar) tahu bahwa semua ini ia lakukan demi membahagiakan keluarganya namun perasaan tidak enak ini sangat kuat dan akhirnya mengganggu kinerjanya.

Bila dianalisis sepintas maka yang tampak menjadi akar masalah adalah perasaan tidak percaya diri atau harga diri yang kurang baik. Bila kurang jeli dalam melakukan analisis maka bisa muncul kesimpulan yang menyatakan bahwa Pak Purnomo ini kurang fokus, tidak tahu impiannya, terlalu banyak alasan, tidak berani mengambil keputusan besar, tidak mau just-do-it agar bisa dapat duit, tidak melakukan massive action, atau mungkin juga ia pada dasarnya malas.

Apakah benar kesimpulan di atas?

Melalui penggalian (baca: interview) yang hati-hati dan mendalam akhirnya diketahui bahwa semua hambatan atau alasan yang diceritakan oleh Pak Purnomo sebenarnya adalah simtom (symptom) dari suatu akar masalah (root cause) yang jauh lebih serius.

Sebagai terapis jika kita tidak hati-hati maka yang akan kita terapi adalah perasaan tidak percaya diri dan bukan akar masalanya. Nah, bila yang kita, sebagai terapis, bereskan adalah simtom maka keluhan yang sama pasti akan muncul lagi di kemudian hari.

Lalu, apa sih sebenarnya akar masalah Pak Purnomo?

Percaya nggak kalau saya memberi tahu anda bahwa akar masalahnya bukan perasaan tidak percaya diri. Akar masalahnya adalah perasaan bersalah yang mendalam terhadap orangtuanya.

Lho, lalu apa hubungan antara perasaan bersalah terhadap orangtua dan perasaan tidak tulus terhadap calon klien, merasa tidak pantas jika mendapatkan untung dari hasil penjualan, merasa takut ditolak, tidak berani melakukan follow-up terhadap calon klien, dan merasa cemas kalau harus meninggalkan keluarganya ke luar kota untuk menjalankan bisnisnya?

Dulu, waktu saya baru mulai menjadi seorang terapis, saya bingung jika menghadapi kasus seperti ini. Namun pengalaman yang saya kumpulkan dari banyak membaca berbagai literatur dan praktik menangani banyak klien akhirnya memberikan pencerahan bagi diri saya.

Saya langsung ingat dengan apa yang dikatakan oleh maestro hipnoterapi Milton Erickson mengenai pikiran bawah sadar. Dalam buku saya Hypnotherapy:The Art of Subconscious Restructuring saya mengutip sembilan hal menarik yang dikatakan oleh Erickson mengenai pikiran bawah sadar. Salah duanya adalah pikiran bawah sadar sangat sadar dan cerdas. Selain itu salah satu sifat dan tujuan pikiran bawah sadar adalah melindungi pikiran sadar dan diri seseorang dari sesuatu hal yang dirasa merugikan atau membahayakan.

Nah, saat saya menemukan akar masalah Pak Purnomo saya hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala takjub akan hasil pengamatan Erickson. Benar sekali. Dalam kasus Pak Purnomo pikiran bawah sadarnya melindungi dirinya dari sesuatu yang ”dipandang” akan ”merugikan” diri Pak Purnomo.

Hal apa yang dipandang akan merugikan Pak Purnomo?

Keberhasilannya di bisnis yang ia jalankan.

Lho, bukankah Pak Purnomo sangat ingin sukses?

Tentu. Tapi, ini kan kemauan pikiran sadar Pak Purnomo. Bukan keinginan pikiran bawah sadarnya. Dari teori pikiran kita tahu bahwa pikiran bawah sadar sembilan kali lebih kuat dari pikiran sadar. Dengan demikian bila terjadi konflik maka yang selalu menang adalah pikiran bawah sadar.

Nah, sekarang mari kita analisis apa yang terjadi pada diri Pak Purnomo.

Pikiran sadar Pak Purnomo ingin agar ia bisa sukses di bisnis yang ia jalani. Di sisi lain, pikiran bawah sadarnya merasa bersalah dan ingin agar Pak Purnomo tidak melukai perasaan orangtuanya.

Apa sih yang terjadi di antara Pak Purnomo dan orangtuanya sehingga timbul perasaan bersalah di dalam diri Pak Purnomo?

Ceritanya begini. Pak Purnomo dulu telah berjanji kepada orangtuanya bahwa ia akan menekuni satu bidang profesi tertentu. Nah, orangtuanya sangat berharap agar Pak Purnomo benar-benar menjalani profesi tersebut. Ternyata, seiring dengan waktu berjalan Pak Purnomo memutuskan menekuni bidang profesi yang sama sekali berbeda dengan profesi yang dulu pernah ia janjikan. Sudah tentu orangtuanya sangat kecewa. Pak Purnomo, walaupun menyadari kekecewaan orangtuanya dan merasa bersalah karena telah ingkar janji, tetap menekuni profesi yang ia pilih.

Di sinilah pikiran bawah sadar mulai ”berulah”. Jauh di lubuk hatinya Pak Purnomo merasa bersalah karena telah ingkar janji. Nah, pikiran bawah sadar, dengan logika berpikirnya sendiri, merasa bahwa apa yang dilakukan Pak Purnomo ini tidak pantas. Pikiran bawah sadar ingin Pak Purnomo menepati janjinya pada orangtuanya.

Lalu, apa yang dilakukan pikiran bawah sadar untuk bisa memastikan bahwa Pak Purnomo akan menepati janjinya?

Pikiran bawah sadar memunculkan berbagai simtom dalam bentuk perasaan tidak tulus terhadap calon klien, merasa tidak pantas untuk mengambil keuntungan, merasa tidak nyaman kalau harus keluar kota, dan berbagai perasaan tidak nyaman lainnya. Intinya adalah pikiran bawah sadar berusaha mensabotase keberhasilan Pak Purnomo di bidang sales dan marketing.

Mengapa pikiran bawah sadar mensabotase Pak Purnomo? Agar Pak Purnomo mengalami kesulitan dan gagal dalam bisnisnya. Dengan demikian Pak Purnomo diharapkan akan menjalankan profesi seperti yang dulu pernah ia janjikan pada orangtuanya.

Dengan menggunakan prosedur terapeutik tertentu, yang akan terlalu teknis bila saya jelaskan di artikel ini, akhirnya saya berhasil melakukan reedukasi pikiran bawah sadar serta melakukan integrasi bagian-bagian dari pikiran Pak Purnomo yang mengalami konflik kepentingan.

Hasilnya? Sungguh dahsyat.

Satu hari setelah melakukan sesi konseling dan terapi saya mendapat sms dari Pak Purnomo yang mengatakan bahwa ia kini merasa jauh lebih baik, tenang, dan damai dengan dirinya sendiri. Tiga hari kemudian Pak Purnomo mendapatkan ”durian runtuh”.

Apa itu?

Pak Purnomo mendapat hadiah mobil dari kawannya. Ini sungguh-sungguh rejeki tak terduga. Pak Purnomo memang telah menuliskan di daftar impiannya bahwa ia ingin punya mobil dengan spesifikasi tertentu. Nah, yang ia dapatkan ternyata lebih bagus dari mobil impiannya. Yang benar-benar ”nggak masuk akal” adalah ia mendapatkan hadiah ini dari seorang kawan yang tinggal di kota lain. Dan benar-benar gratis, nggak usah bayar.

Apa yang terjadi? Jawabannya sederhana saja. Saat mental block telah berhasil diatasi maka pikiran mampu bekerja dengan ”daya” maksimal dan kongruen. Dengan demikian The Law of Attraction dapat diarahkan untuk bekerja secara maksimal dalam membantu kita menarik hal-hal yang kita inginkan.

Oh ya, selain Pak Purnomo, ada dua orang rekan saya lainnya yang juga berhasil mendapatkan mobil gratis. Rekan yang pertama mendapatkan hadiah dari kawannya. Rekan satunya lagi mendapatkan hadiah dari sebuah bank. Semua ini terjadi karena mental block yang selama ini menghalangi mereka telah berhasil diatasi.

So... hati-hati dengan apa yang anda ucapkan atau niatkan karena pikiran bawah sadar anda akan mewujudkannya dengan atau tanpa persetujuan dari pikiran sadar anda.

Kasus yang saya ceritakan ini termasuk kasus yang ringan. Yang lebih rumit lagi adalah bila terjadi double-symptom. Maksudnya, simtom yang tampak dalam perilaku seseorang ternyata adalah simtom dari suatu simtom yang merupakan simtom dari suatu akar masalah.
Adi W.Gunawan

ANDA ADALAH "KOMANDAN" PIKIRAN BAWAH SADAR ANDA...

Anda sudah tahu bahwa pikiran kita sebenarnya terdiri dari 2 dimensi, yaitu: pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Anda ingat peristiwa tenggelamnya kapal Titanic yang sangat melegenda? Apakah kapal Titanic tersebut tenggelam akibat menabrak sepucuk es di tengah laut? Ataukah menabrak badan dari gunung es yang sangat besar, dan tersembunyi di bawah permukaan air laut? Anda pasti lebih setuju dengan pendapat kedua, kapal Titanic tenggelam karena menabrak badan gunung es yang sangat besar tapi tersembunyi di bawah permukaan air laut. Kapal Titanic tidak mungkin bisa tenggelam jika hanya menabrak sepucuk es di atas permukaan air laut. Tetapi penyebab tenggelamnya adalah adanya badan gunung es yang sangat besar; yang terdapat di bawah pucuk gunung es; dan tersembunyi di bawah permukaan air laut. Dan, kekuatan dari badan gunung es ini sangat luar biasa besar, sehingga mampu menenggelamkan kapal Titanic.

Kisah tentang kapal Titanic di atas adalah sebagai ilustrasi saya untuk memberi gambaran kepada Anda tentang 2 dimensi pikiran yang kita punyai. Pucuk gunung es, saya ibaratkan sebagai "pikiran sadar kita", yang memang kita sadari bahwa kita punya itu. Dan, badan gunung es yang sangat besar itu adalah "pikiran bawah sadar" kita, yang cenderung kita abaikan karena kita tidak tahu atau tidak menyadari bahwa itu sangat besar pengaruhnya terhadap perjalanan hidup kita. Seperti halnya badan gunung es di bawah permukaan air laut yang sanggup mempengaruhi perjalanan kapal Titanic, yaitu menenggelamkannya ke dasar laut.

Kekuatan pikiran bawah sadar kita adalah sangat besar sekali. Bayangkan kalau Anda benar-benar bisa menguasai pikiran bawah sadar Anda. Ibarat sebuah pasukan, maka pikiran bawah sadar Anda adalah pasukan yang luar biasa sekali dan punya kekuatan yang sulit diukur, karena begitu besarnya, dan Anda lah yang menjadi Komandan-nya. Wah...itu hal yang luar biasa sekali, karena pada gilirannya, apapun yang Anda inginkan akan bisa terwujud secara nyata.

Tetapi hal pertama yang harus Anda sadari adalah, bahwa pikiran bawah sadar kita selalu bekerja; tidak pernah berhenti, siang ataupun malam, dia selalu aktif bekerja. Sebagai "Komandan" pikiran bawah sadar, maka Anda bebas memberikan instruksi apapun itu, terserah Anda...pikiran bawah sadar Anda pasti akan merespon seperti apa yang Anda instruksikan itu. Instruksi atau perintah kepada pikiran bawah sadar adalah melalui pikiran sadar Anda. Urusan kita secara langsung adalah dengan pikiran sadar, bukan dengan pikiran bawah sadar. Mulai sekarang, perhatikanlah pikiran sadar Anda, dengan pengertian mendalam bahwa pikiran bawah sadar Anda pasti akan selalu menuruti perintah dari pikiran sadar Anda; sesuai dengan apa yang selalu Anda pikirkan di dalam pikiran sadar Anda.

Apapun buah pikiran Anda, seperti kepercayaan, dogma, teori atau pendapat yang ada di dalam pikiran sadar Anda; akan memberikan rekaman kuat ke dalam pikiran bawah sadar Anda. Untuk kemudian pikiran bawah sadar Anda akan memanifestasikan atau mewujudkannya ke dalam kehidupan nyata diri Anda. Dan Anda akan benar-benar mengalaminya seperti apa yang Anda pikirkan di dalam pikiran sadar Anda. Jadi kalau Anda memberikan perintah kepada pikiran bawah sadar Anda, haruslah perintah yang baik, perintah yang berorientasikan pada kebahagiaan, kemakmuran, keberlimpahan dan kesuksesan; karena Anda adalah "Komandan" pikiran bawah sadar Anda...dan perintah Komandan pasti akan diikuti.

Manusia bisa menjadi penguasa dirinya sendiri dan lingkungannya, karena dia memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pikiran bawah sadarnya. Keyakinan dan kepercayaan Anda adalah unsur paling menentukan suatu tindakan dari pikiran bawah sadar. Untuk menguatkan perintah keinginan Anda itu; Anda harus bersikap seakan-akan Anda sudah memiliki materi yang Anda inginkan, ketika Anda mengirimkannya ke pikiran bawah sadar Anda. Anda harus merasakannya dengan segenap perasaan emosi yang dalam. Dengan bekal keyakinan dan kepercayaan diri Anda yang didukung dengan perasaan emosi diri ini, maka tidak ada suatu apapun yang bisa menghalangi perintah Anda kepada pikiran bawah sadar Anda; untuk melakukannya sesuai perintah yang dikirimkan dan dikesankan kepadanya. Kekuatan pikiran bawah sadar Anda akan benar-benar mengubahnya menjadi padanan fisiknya sesuai keinginan Anda.

Salam Luar Biasa Prima!

Posted by WURYANANO at 4:19 PM

"TAMBANG EMAS" MILIK ANDA YANG TERSEMBUNYI...

Kita memang hanya memiliki satu pikiran. Tetapi sebenarnya pikiran kita ini punya 2(dua) dimensi dan ciri berbeda. Saya biasa menyebutnya Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar. Pikiran sadar adalah pikiran yang setiap saat kita gunakan dalam aktifitas kehidupan kita. Pikiran sadarlah yang menuntun kita melakukan segala aktifitas kita sehari-hari. Dimensi pikiran kita satunya adalah pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar kita sangat peka dan tanggap terhadap apa yang dipikirkan oleh pikiran sadar kita. Suatu pengetahuan tentang interaksi antara pikiran sadar dan bawah sadar akan memungkinkan Anda mentransformasikan seluruh hidup Anda.

Untuk mengubah keadaan lahir, Anda harus mengubah sebabnya; dan "sebab" itu adalah cara Anda menggunakan pikiran sadar Anda. Ingatlah, alam bawah sadar kita sangat peka terhadap pikiran sadar kita. Pikiran sadar kita membentuk cetakan atau matriks, kemudian lewat matriks tersebut mengalir tanpa batas segala bentuk kekuatan hidup dan energi pikiran bawah sadar kita. Jadi kita sebenarnya punya suatu "tambang emas" di dalam diri kita, termasuk Anda. Tapi kebanyakan dari kita tidak menyadari adanya "tambang emas tak terbatas" ini di dalam diri kita. Apapun yang kita inginkan, bisa kita dapatkan dari tambang ini. Di dalam pikiran bawah sadar Anda ini, terletak kebijaksanaan tak terbatas, kekuatan tak terbatas, dan persediaan tak terbatas untuk segala kebutuhan Anda guna bisa menikmati kehidupan yang sesuai keinginan Anda.

"Tenaga dalam" tak terbatas di dalam pikiran bawah sadar ini bisa mengungkapkan segala hal yang perlu Anda ketahui di setiap waktu dan ruang; asalkan Anda bisa dan mau menerimanya. Akan tercipta untuk Anda, jalan yang seharusnya Anda lalui sesuai keinginan Anda. Walaupun tak terlihat, energi pikiran bawah sadar ini mempunyai kekuatan dahsyat. Di dalam pikiran bawah sadar, Anda akan menemukan pemecahan dari setiap masalah dan sebab dari setiap akibat. Jika Anda sudah mampu menggunakan "tenaga dalam" dan menarik kekuatan rahasia besar ini; maka Anda benar-benar memiliki kekuatan dan kebijaksanaan penting, untuk menuju kesuksesan seperti keinginan Anda. Ibarat sebuah kapal, "pikiran sadar" adalah nakhoda dan pemimpin "kapal" kita; yaitu tubuh kita, lingkungan kita dan semua urusan kita. "Pikiran bawah sadar" akan selalu menerima perintah atas dasar apa yang dipercaya dan dianggap benar oleh "pikiran sadar" kita.

Jika Anda berulang-ulang, setiap saat berkata kepada orang, "Saya tidak mungkin bisa sukses, saya tak mungkin punya uang banyak, saya tak akan mampu membeli rumah, saya tak mampu beli mobil, saya tidak mungkin bisa punya pacar, saya tidak bisa melakukan pekerjaan ini, saya khawatir ditolak orang, saya jelek", dan lain sebagainya. Anda dapat memastikan, bahwa pikiran bawah sadar Anda akan mengikuti perintah Anda; perintah yang ada pada pikiran sadar Anda. Kalau perintah dari pikiran sadar Anda negatif seperti contoh di atas tadi, maka dapat dipastikan Anda akan benar-benar mengalami malapetaka di dalam perjalanan hidup Anda. Anda benar-benar akan terpuruk dalam kehidupan Anda.

Pikiran bawah sadar Anda merupakan wadah segenap emosi serta bersifat sebagai pencipta. Kalau yang Anda pikirkan baik, yang terjadi adalah baik; jika yang Anda pikirkan jahat, yang terjadi adalah jahat. Begitulah kerja pikiran Anda. Yang harus diingat adalah: "Begitu pikiran bawah sadar menerima suatu gagasan, pelaksanaannya akan langsung dimulai". Dan inilah kebenarannya, pikiran bawah sadar kita akan selalu bekerja sama dengan gagasan baik maupun gagasan buruk.

Pikiran bawah sadar adalah suatu prinsip dan bekerja menurut hukum keyakinan dan kepercayaan. Keyakinan dan kepercayaan kepada diri sendiri. Ingat, hukum pikiran kita adalah hukum kepercayaan; percaya pada cara bekerjanya pikiran itu dan percaya pada kepercayaan itu sendiri. Kepercayaan pikiran kita adalah buah pikiran di dalam pikiran kita sendiri. Semua pengalaman, peristiwa, keadaan dan tindakan kita merupakan reaksi dari pikiran bawah sadar kita terhadap buah pikiran kita. Ingatlah, yang mendatangkan hasil bukanlah apa yang kita percayai, melainkan kepercayaan kita pada pikiran kita sendiri. Sibukkanlah pikiran Anda dengan pemikiran tentang keserasian, kesehatan, kedamaian, kesejahteraan, kesuksesan, dan kemauan baik; maka keajaiban akan terjadi pada kehidupan diri Anda.

Salam Luar Biasa Prima!

Posted by WURYANANO at 4:04 AM