Thursday, September 13, 2007

Bagaimana Tidak Fokus ke UANG kalau untuk hidup saja susah? (5)

Saya hanya ingin sedikit berbagi cerita saja karena bu elly dan mas momo dah
banyak memberikan jawaban berkaitan dengan email Bapak. Walaupun sebenarnya saya
ingin berbagi cerita ini kepada rekan rekan dimilis ini NANTI ketika semua "tantangan
jangka pendek" saya sudah terpenuhi, tapi tidak mengapalah setelah saya pikir2 toh asyik juga
kalau saya tulis sekarang.

Kilas balik kebelakang saya dan istri serta rekan2 sekantor (kita ber-4) adalah peserta
SC 8 di Salatiga, mungkin kami termasuk peserta yang jauh karena kita berasal dari Banjarmasin.
Sebelum seminar dimulai, kami peserta seminar diminta mengisi semacam kuisioner, termasuk
didalamnya target keuangan yang dinginkan, saya menuliskan target keuangan pendek dan jangka
menengah, jangka panjang belum saya isi karena saya tidak mendapatkan feel yang pas
sehingga tidak saya teruskan dulu (Jadi PR saya).

Target jangka pendek saya dalam hal keuangan adalah "PUNYA TABUNGAN 100 JUTA PALING
LAMBAT AKHIR TAHUN 2007 DAN HUTANG2 SAYA LUNAS SEMUANYA", trus saya kasih
catatan kecil "kalau tercapai, kita ingin jalan2 ke-bali akhir tahun he he he" istri saya bilang
"enaknya jalan2 ke bromo tuh" trus kita ketawa2 geli saja.. soalnya memang kenyataannya saat
itu kita punya tabungan setengahnya saja nggak ada. Kalau dijumlahkan dengan hutangnya saya
wah mungkin sudah pas 100 jt kali. hahaha

Target itu saya perlihatkan dengan rekan saya (sambil senyum lebar nggak percaya diri),
biar dia juga liat nggak apa2 toh saya pikir sharing sesuatu yang kita belum punya,
teman saya yang meralat target saya sehingga bunyinya menjadi :

PUNYA TABUNGAN MINIMAL 100 JUTA ATAU LEBIH
PALING LAMBAT AKHIR TAHUN 2007 DAN HUTANG2 SAYA LUNAS SEMUANYA

Kedengarannya jauh lebih baik. Dan jadilah itu target keuangan jangka pendek saya.
Selama SC, saya dan beberapa rekan yang lain (semeja) mungkin termasuk dalam kelompok
yang susah untuk tersugesti (Tipe A), walaupun dalam penilaian yang diberikan oleh Pak Aries saya
justru masuk Tipe B (bisa disugesti tanpa alasan), sehingga kebanyakan saya hanya "blank" saja
dalam beberapa sesi terapi (biasanya kita selalu bandingkan kiri kanan rekan2 semeja), "gimana tadi
rasanya pak ?" - teman yang dari jawa jawabnya "nggak ono opo2", waduh untung ngerti dikit
"ketemu mental bloknya pak ?"
"gelap eui" he he he

Namun dalam SC saya diajarkan bahwa banyak hal sederhana seperti bagaimana perasaan
bahagia dan syukur sebenarnya HARUSNYA mudah dan milik kita semua apabila kita bisa merubah
cara dan sudut pandang kita terhadap sesuatu (baca : keyakinan kita). Dalam NLP kita menyebutnya
reframing (membingkai kembali). Seandainya saya bisa menggambarkan bahwa saat itu perasaan
bersyukur dan bahagianya saya sangat dalam sekali karena mendapat pencerahan makna bahagia
dan syukur yang kadang2 kita sendiri yang mempersulitnya hadir dalam kehidupan kita.

Apalagi saya memang memiliki latar belakang kehidupan yang tidak mudah,
sejak usia +/- 15 tahun saya sudah yatim dan miskin kasih sayang dari keluarga namun keadaan
memaksa harus mandiri sepenuhnya;

Setelah dari SC Salatiga, kami kembali ke Jogjakarta malam itu juga, kita menginap semalam disana
sebelum saya dan rekan2 kembali ke banjarmasin transit melalui surabaya, istri akan pulang ke Jakarta
karena ingin kangen2an dengan orang tuanya; Malam di Jogjakarta sebelum pulang, saya jalan2 dengan
istri, ngobrol soal soal target jangka pendek yang saya ceritakan sebelumnya. "Kayaknya enak ya
kalau kita tahun ini dah punya tabungan begitu","Menghayal kaleeee.... Aminnn" ujar istri saya,
yang jelas kita banyak perasaan gelinya, ketawa2 kayak orang miring dikit, saya nggak tau apakah
geli juga merupakan golongan perasaan yang enak ? he he

Kembali ke Banjarmasin, mulailah "kebetulan" yang banyak terjadi, dalam seminggu itu banyak
sekali "kebetulan" yang terjadi, Teman yang pinjam uang dari dan saya anggap dah hilang/gak mungkin bayar
tiba tiba menghubungi dan membayar lunas hutangnya plus saya dipaksa menerima tambahan dari dia,
dia bilang imbalan terima kasih, Kemudian ada teman ngasih kerjaan order komputer, dapat uang lagi,
"kebetulan" ada teman minta buatkan program komputer (tailor software) eh dapat uang lagi,
dapat sedikit tambahan dari kantor - uang lagi, relasi tiba2 aja minta nomor rekening, dapat
uang lagi. Sumber2 yang diluar dugaan justru banyak memberikan permasukan. Saya sendiri mulai dari
perasaan geli tidak percaya, sampai jadi terheran heran sendiri.

Seminggu kemudian istri saya pulang dari Jakarta, katanya juga mau nabung, keuangan kami memang dipegang
istri, dia terheran heran melihat saldo buku tabungan kami ketika di print, saldo saat itu hanya kurang dari
2 juta lagi dah tercapai 100 jt. Saya sendiri heran, kalau Target Jangka Pendek saya bisa tercapai secepat itu.
Bahkan Tahun 2007 masih ada 5 bulan lagi, saya menghitung secara rasional mungkin bisa, namun hasilnya
justru tidak logis seperti halnya "kebetulan kebetulan" yang saya alami.

Apakah focus saya uang? saya tidak mengatakan TIDAK, tapi ada aspek terpenting yang saya dahulukan
dari focus seperti Uang, Kesejahteraan, Kelimpahan, Kesehatan dll... yaitu saya sekarang bisa ber-SYUKUR dulu.

Maksudnya saya tidak focus ketujuan KEMUDIAN baru merasa enak dan nyaman. Tapi saya merasa enak
dan nyaman dulu karena bersyukur dan bahagia, uang hanyalah apa yang ada dibalik target; walaupun sepintas
saya memang focus ke Uang/niat mendapatkan uang, tapi sebenarnya saya lebih banyak memikirkan
kesenangan apabila benar2 akhir tahun nanti saya bisa mandi dipantai kuta bali ha ha ha...

dan cara yang paling mudah untuk merasa enak dan nyaman, saya bersyukur dan berbahagia.

Sebagai seorang muslim, saya diajarkan untuk selalu bersyukur, dan sesuai Firman Allah, "Apabila Kamu Bersyukur,
Niscaya akan Aku Tambahkan Nikmat Padamu", namun terkadang kita tidak bisa bersyukur dengan Tulus dan
Jujur, karena kita lebih menomorsatukan Keinginan, sehingga energi kita justru habis oleh hasrat keinginan (Desire)
dan kita diperbudak oleh keinginan itu. (Bisa dilihat di level energi pada buku BaMM).

Semoga sedikit cerita saya bisa berguna bagi kita semua.-

Halo Halo.. Hai Hai... Bagaimana Rasanya ... "UENAKKK TENANNN"

Salam
Henry

0 comments: