11 September 2007
Asep Haerul Gani
Sakti (Sanskerta) = Power (English) = Kuat (Arab) = Daya=Kuasa (Indonesia). Kekuatan beragam bentuknya. Kekuatan ragawi, kekuatan indria, kekuatan pikiran, kekuatan rasa dan kekuatan ruhani. Merujuk kepada tulisan-tulisan Sanskerta , kata "Sakti" sejalan dengan kata "Ahli".
Kata Sakti dalam bahasa Indonesia telah terjadi penyempitan arti menjadi hanya "kadigjayan". Dengan makna yang luas, orang dapat sakti dalam beragam hal. Ada yang sakti olah raga, ada yang sakti seni, ada yang sakti teknologi, ada yang sakti berbicara, ada yang sakti mengajar, ada yang sakti bertani, dll.
Semua orang secara alamiah mempunyai potensi kekuatan di dalam dirinya sejak lahir. Mau bukti? Coba dengar suara lengkingan tangisan bayi, sangat keras, panjang dan lama. Orang dewasa tak mampu berteriak seperti itu. Orang dewasa bisa serak bahkan kehilangan suara. Kenapa ? Jawabannya karena tidak terus berlatih.
Latihan adalah penting. Melakukan sebuah kegiatan yang sama berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan adalah berlatih. Latihan pada awalnya terasa sukar, karena tekun dilakukan menjadi mudah. Latihan pada awalnya adalah kaku, semakin dijalani menjadi luwes. Latihan pada awalnya lambat, menggunakan kesabaran malah menjadi cepat. Latihan perlu . Tanpa latihan, POTENSI DIRI bak Raksasa yang sedang terlelap tidur.
Data-data arkeologi dan temuan-temuan manuskrip kuno sepanjang sejarah menunjukkan bahwa manusia mengembangkan beragam jenis LATIHAN baik untuk fisik, pikiran, rasa dan spirit. Dalam tradisi tashawuf latihan seperti ini dikenal dengan istilah RIYADHOH.
Jadi untuk Sakti perlu Berlatih.
Puasa berasal dari kata Sanskerta Aupawasa, Aupawasta, Aupawastra, Aupawasya yang arti dasarnya adalah MENAHAN. Bandingkan dengan Shiyam dalam bahasa Arab yang berarti Imsak yang juga bermakna MENAHAN. Puasa adalah latihan berupa menahan diri dari makan dan minum. Dalam makna yang lebih luas, puasa berarti menahan diri dari merajalelanya Nafsu yang datang dari 6 indra, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecapan dan pikiran.
Antropolog menemukan di masyarakat yang sangat awal (primitif), puasa adalah langkah yang dilakukan suku tertentu untuk membangkitkan daya yang ada dalam diri. Dukun (Shaman) di berbagai belahan dunia mengajarkan puasa kepada pasiennya untuk penyembuhan . Para Empu sebelum berkarya puasa terlebih dahulu. Para Pendekar belajar dan mengajarkan jurus-jurus matih dalam keadaan berpuasa. Tradisi Agama pun demikian Puasa adalah sarana latihan yang manfaatnya beragam fisik sehat, perasaan kuat, pikiran cepat dan ruhani melesat.
Bagaimana sebuah aktifitas fisik berupa puasa sedemikian berKUASA? Bacalah buku karya berjudul 2nd Brain. Perut adalah ibarat otak kedua. Aktifitasnya akan mempengaruhi aktifitas fisik, pskis dan spiritual anda. Tiadanya makanan, menyebabkan aktifitas perut untuk memproses makanan berkurang. Pada saat yang sama aktifitas perut untuk memperkuat sinyal-sinyal otak pertama yang ada di kepala semakin meningkat. Bersatunya otak di kepala dan otak di perut ini dapat membangkitkan potensi-potensi diri lebih cepat dan mudah.
Dari hasil wawancara dengan sejumlah praktisi indigenous psychotherapist, Keadaan relaksasi mudah dicapai dengan puasa. Keadaan tenang mudah didapat dengan puasa. Keadaan trance mudah diraih dengan puasa. Keadaan alpha mudah digapai dengan puasa. Berbang Rectingular Activating System (RAS) mudah ditembus dengan puasa. Programming unconscious mudah dilakukan dengan puasa.
Saya pernah bereksperimen mengenai hal ini. Pak Krishnamurti dulu di Learning Forum Trainers Club pernah mengajarkan para trainer mengenai Alpha Power . Para peserta diajarkan untuk masuk ke dalam keadaan alpha dan melakukan visualisasi. Peserta diminta menjatuhkan bohlam ke atas keramik. Yang menarik adalah seluruh peserta LF yang mencoba menjatuhkan bohlam, dan ajaib keramiknya utuh serta bohlamnya pecah. Mengapa demikian? Kondisi alpha belum tercapai, visualisasi belumterbentuk, neuron di otak belum terjalin, sehinga energi yang diinginkan belum mewujud.
Saya meminta pak Krishnamurti, pada kesempatan setelah itu mengajarkan team HRD PT. Makro Indonesia hal yang sama. Waktunya training sengaja saya pilih saat Ramadhan ketika sebagian besar peserta sedang berpuasa. Lalu saat paa peserta diminta melakukan hal yang sama. Seperti yang diduga kekuatan unconscious bisa dilihat. Bohlam tetap utuh. Keramik pecah seperti yang divisualisasikan peserta. Ada yang bolong, pecah 2, pecah 3, pecah 5 dsb.
Eksperimen tersebut, meskipun tidak akurat secara ilmiah, membuktikan bahwa keadaan berpuasa memudahkan orang masuk ke dalam keadaan alpha, mampu bervsualisasi dan mampu menampilkan daya (Sakti) dalam bentuk nyata.
Tradisi Agama menyediakan puasa sebagai wahana untuk mengabdi, mengenal dan mencintai sang Pencipta. Tradisi Spiritualis memperlakukan puasa sebagai sarana untuk menemukan hakikat diri. Tradisi para Pendekar menjadikan puasa sebagai jalan membangkitkan keperkasaan. Tradisi para empu, menggunakan puasa sebagai langkah untuk menghasilkan karyacipta.
Jadi Puasa yang awalnya adalah wahana untuk jumpa dengan sang Maha, ternyata manfaatnya beragam .
Puasa itu keadaan hypnosis Ya?
Ya!
Puasa itu relaksasi Ya?
Ya!
Puasa induksi Ya?
Ya!
Puasa itu deepening Ya?
Ya!
Puasa itu bisa digunakan sebagai terapi Ya?
Ya!
Puasa itu dapat dimanfaatkan untuk self hypnosis Ya?
Ya!
Agar menjadi Self Hypnosis, berarti tinggal membuat kalimat-kalimat Sugestinya Ya ?
Ya!
Atau menyiapkan Affirmasinya Ya ?
Ya !
Diperkuat dengan Visualisasinya Ya ?
Ya !
Secara terus menerus Ya ?
Ya !
Secara berulang-uang Ya ?
Ya !
Pasti Sakti Ya ?
Ya !
Seperti model dalam beragam tradisi Ya?
Ya !
Tinggal mau menjalankannya Ya ?
Ya !
Sekarang Ya ?
Ya !
Selamat berpuasa. Selamat menahan diri dari godaan kereta pikiran yang ditarik oleh 5 indra. Selamat rileks. Selamat induksi. Selamat masuk ke dalam diri. Selamat bervisualisasi. Selamat ber affirmasi. Selamat membentuk dan mengembangkan diri ke bentuk DIRI SEJATI dan Selamat bertemu dengan TUHAN yang ada dan bersemayam dalam relung hati yang bersih, hening, suci. Dengan bersatu bersama kehendakNya, maka semua yang anda inginkan menjadi Niscaya.
Pun Sapun, Ampun Paralun.
Pakena Gawe Rahayu, Sangkan Nanjung di Juritan, Nanjeur Di Buana
Salam hangat dari Ciwandan Cilegon
Asep Haerul Gani
Wednesday, September 19, 2007
INGIN SAKTI ? BER PUASALAH!
Posted by Purnomo Hadi at 7:11 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment