Tuesday, January 1, 2008

The Secret - LoA, Yang Saya Pahami

Oleh : Adhi Susilo

Secara sederhana tentang Law Of Attraction (LOA) dan Quantum Physics, dari Dr. Robert Anthony, disederhanakan sbb: (termasuk yang terbaru : The Secret)

Pengertian LOA: ” You attract to your life whatever you give your attention, focus and energy to, whatever wanted or unwanted”
Kapan LOA berlaku? Jawab: Setiap SAAT
Semua hal adalah berupa “kuanta”/energi dg frekwensi tertentu.
Kwanta/energi ini dapat saling mempengaruhi
Thought is motion energy (yang kita bayangkan, katakan, persepsikan, emosikan, adalah ENERGI yang bergerak, terkirimkan ke ”alam semesta”)
Dari sini, saya berpendapat bahwa doa-pun juga energi dan sebenarnya SETIAP SAAT kita berdoa (tanpa kita sadari), walaupun secara informal.


Ada mantan GM sebuah perusahaan bertanya kepada saya; ”Pak, saya sudah tahajud tiap malah, puasa senin-kamis, shalat 5 waktu. Kenapa nasib saya masih terpuruk? Dimana keadilan Allah?. Saya jadi ’tidak percaya’ lagi pada Allah”. (Semoga hal ini tidak terjadi di antara pembaca)


Jawab saya:”Benar tahajud, shalat dan puasa yang Bapak katakan. Tetapi bagaimana dengan yang BAPAK BAYANGKAN, PIKIRKAN, RASAKAN, EMOSI di kantor selama 10 jam? Saya khawatir Bapak di kantor kalau ditotal-total selama 8 jam merasa stress, kecewa terhadap kondisi kantor, khawatir, marah, berpikir worst case terus, ada perasaan intrik-intrik, berpikir negatif karena perlakuan ’tidak adil’ oleh pimpinan, dll? Sudah berapa lama bapak seperti ini? 5 tahun? 10 tahun?”


Secara prinsip, ini semua adalah ”energi negatif” yang “menarik” energi negatif lagi.

“Betul Bapak sudah tahajud dll, tapi “kalah” oleh banyaknya “energi negatif”, jumlah totalnya adalah NEGATIF, sehingga jangan dipungkiri, “nasib” Bapak juga terpuruk. Ingat, hukum LOA ini berlaku SETIAP DETIK”.


Kembali tentang doa adalah energi dengan frekwensi tertentu.

Ini menjawab pertanyaan, mengapa ada santet (energi negatif bisa dikirim), mengapa kita kirim shalawat kepada Rasullulah (energi positif yang kita kirim ke Rasullulah bisa dibalas dengan energi syafaat dari baginda Nabi), kita minta didoakan orang sholeh (energi positif kita mohonkan kepadanya, agar kita diberikan hal yang positif dari Allah).


Karena LOA berlaku SETIAP SAAT, maka usaha kita ZIKIR setiap saat (zikir khofi), adalah dalam rangka membersihkan nafs kita SETIAP SAAT, sehingga “menarik” energi positif dari Allah (tentu saja kalah zikirnya “tepat” dan “benar”). Semakin banyak berzikir, semakin bersihlah diri kita.

Begitu nafs (hati) kita bersih, maka otomatis doa/shalat kita lebih mudah sampai dan mudah diijabah Allah.


OK, bangsa barat boleh pakai LOA untuk “materialisme” (horizontal) . Umat Islam harusnya untuk horizontal dan “vertikal” ke hadirat Allah SWT, untuk kehidupan setelah kematian (ini yang barangkali “tidak begitu diyakini” bangsa barat).


Problemnya adalah, hasil LOA “horizontal” yang negatif ini berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari, sehingga doa vertikal kita juga “sedikit” . Contohnya seperti di bawah ini.


Banyak rekan yang mungkin berpendapat: “Saya sudah berdoa, tapi jawaban Allah mana?”


Menurut saya, barangkali rekan tadi telah melakukan hal yang negatif banyak (katakanlah “negatif 2000” (selama sekian tahun), tapi hanya berdoa dengan takaran “positif 8”, baru sebentar berdoa, tentu saja TIDAK cukup! Ini kan hal-hal yang logis saja. Apakah misalnya seseorang yang korupsi 5 Milyar, cukup ditebus dengan penjara 1 tahun saja? Menurut saya sih tidak, dia harus bertobat, mensedekahkan 10 Milyar untuk mesjid (tapi bukan dari hasil korupsi lho!), melakukan berbagai kebaikan selama 1 tahun. Barulah mungkin “impas” dosanya!


LOA ini juga menjawab pertanyaan, mengapa bangsa kita yang santun dan lemah lembut ini “masih” terpuruk?.


Korupsi dimana-mana, inflasi yang tinggi, kejahatan, acara TV yang tidak mendidik, sinetron yang “membodohi” masyarakat dll, secara tidak langsung membuat “pikiran/emosi/ perasaan NEGATIF” bangsa kita. Berapa juta rakyat kita seperti ini? 40 juta? 80 juta? Sudah berapa puluh tahun TERJADInya? Akan berapa tahun KEDEPAN bangsa kita seperti ini? Akumulasi energi negatif ini LUAR BIASA BANYAKnya.


Walaupun banyak Ustad dan pemuka agama, apakah CUKUP membuatnya positif?


Tentu saja akumulasi energi yang “dahsyat” negatif ini akan dikembalikan lagi ke bangsa kita ini, yang menjadikannya semakin terpuruk dimasa mendatang.


Bagaimana dengan bangsa-bangsa barat?


Saya pribadi kebetulan pernah tinggal di Jerman (1.5 tahun), di USA, di Jepang, tinggal bersama para karyawan disana. Mereka sangat jarang berpikir negatif. Apa alasan berpikir negatif? Gaji sangat cukup, tiap tahun bisa ”urlaub” (liburan) ke luar negeri, bisa menabung, punya rumah, inflasi hampir nol persen, orang-orang jujur, jalan-jalan tidak macet, apa-apa mudah, ngurus ini itu sangat mudah, tidak ada korupsi. Jadi, secara psikologis, mereka ”dikondisikan” dengan sangat positif sekian tahun, sehingga pola pikir juga positif.

Bagaimana dengan di negara kita? He….he..he. ..


Jadi, tetaplah berzikir, sholat, berpikir positif, selalu bertaubat, melakukan kebaikan (dalam “bahasa” Islamnya taubah, zuhud, wara, ikhlas, ridla), apapun peristiwa negatif yang kita terima. Kalau perlu semua rakyat Indonesia, dimulai dari pejabat-pejabat negara sebagai contoh. Berat? Ya, memang tidak mudah, tetapi menurut saya BISA. Masalahnya MAU atau TIDAK? Mau atau tidak kita berjihad/berkorban untuk ”menderita” sementara karena perubahan dalam change management bangsa ini yang pasti besar resistensinya.


Mungkin Anda bertanya:”Apakah dengan mudah melakukan kebaikan, apapun peristiwa negatif yang kita terima?” Bagaimana caranya pak! Contohnya, kalau perusahaan “mendzolimi” kita (misalnya banyak kerjaan, tapi gaji tidak naik-naik, karier tidak jelas), apa kita harus tetap tawadhu? (mungkin anda kecewa, dongkol, stress dll – sangat manusiawi bukan?)


Bagi Anda yang telah memperlajari NLP (Neuro Linguistic Programming) , ada teknik untuk membalikkan perasaan (nafs) negatif menjadi positif dengan cepat, yaitu dengan teknik REFRAME.


(Saya yang kebetulan sebagai master praktisi NLP sekaligus trainer dan therapist di beberapa perusahaan besar seperti TELKOM, INDOSAT, PERTAMINA, JASINDO, MBA ITB dll, dengan segala kerendahan hati akan berbagi teknik ini, dalam rangka teknisnya cara membersihkan nafs/qolbu/hati kita, semoga dapat membantu).


Reframe, singkatnya adalah proses pencarian benefit/keuntungan dibalik sesuatu hal, dilakukan seketika ketika kita menghadapi self-objection (“keberatan”, emosi/nafs yang negatif).

Kalau anda rajin berlatih mulai dari hal-hal kecil, maka hati anda semakin lama akan “bersih”, jadi ibaratnya, secara hardware, pembersihan nafs dengan reframe, secara software dengan dzikir.


Lakukan reframe minimal 3 buah, dengan kasus seperti dibawah ini beserta contohnya:

Emosi negatif: Di kantor banyak kerjaan, karier tidak jelas (muka cemberut:”Mati gue!”)
Reframe 1: Justru itu saya tertantang, saya harus belajar banyak (jadi semangat)
Reframe 2: Saya tunjukkan dulu hasil kerja saya, pasti karier nanti membaik (jadi lebih semangat bekerja)
Reframe 3: Justru saya harus banyak menimba ilmu lagi, kalau sudah pintar, kenapa tidak pindah ke kantor dengan gaji lebih tinggi? (jadi tambah semangat)

Emosi negatif: Mau ke kantor kok hujan (dahi berkerut: ”Sialan!”)
Reframe 1: Alhamdullah, rumput, tanaman tumbuh subur. Subhanallah. …
Reframe 2: Alhamdulillah, habis hujan udara segar, polusi akan hilang, kita akan lebih sehat
Reframe 3: Mumpung belum musim hujan, saya justru akan minta rumah saya di cek, mana-mana yang bocor, biar lekas diperbaiki untuk mencegah bocor yang lebih besar lagi nanti saat musim hujan.
Perhatikan pola-pola reframe ini, lakukan reframe terhadap apapun yang negatif, sehingga hati Anda senantiasa bersih. This is the practical application of NLP in Islam


Anda dapat berlatih ketika mendapatkan kejadian-kejadian yang tidak berkenan (misalnya anak buah malas bekerja, istri sering marah, anak-anak nakal, bisnis gagal, rugi besar, jalanan macet, tagihan tidak terbayar, kemalingan, dsb).


Bila dari bangun pagi sampai malam hari akan tidur, anda niatkan (self suggestion) akan selalu melakukan reframe, subhanallah, anda akan lebih dikasihi Allah.


Latihlah reframe ini. Life is a skill, reframe is also skills.

Semakin lama anda akan wise, sabar dan tawakal aktif.


Satu lagi RAHASIA yang tidak banyak diketahui orang.

Menurut hukum Law of Attraction (LOA) yang berlaku SETIAP SAAT/DETIK, bila anda SENANTIASA BERPIKIR POSITIF, HATI/NAFS ANDA BERSIH & POSITIF, maka akan sangat mudah MENARIK kebaikan dari ALAM semesta/Allah. Allah akan mengabulkan semua doa anda, Allah akan membantu anda dari tangan-tangan yang tidak anda duga…….

This is the best practical application of LOA in Islam


Bukankah hal ini yang ANDA inginkan?

Gunakan selalu REFRAME, dan ditambah dzikrullah selalu, agar nasib anda semakin baik, semakin mahabbah kepada Allah SWT. Dahsyatkan pembersihan nafs anda…..

Selanjutnya, ijinkan saya sharing pemikiran saya sbb, dengan harapan kita sang pencari kedekatan kepada Allah dengan bantuan “teori modern” ini akan tercerahkan. .

Lebih baik saya kutip lagi teori singkatnya sbb:

Pengertian LOA: ” You attract to your life whatever you give your attention, focus and energy to, whatever wanted or unwanted”
Kapan LOA berlaku? Jawab: Setiap SAAT/DETIK
Semua hal adalah berupa “kuanta”/energi dg frekwensi tertentu.
Kuanta/energi ini dapat saling mempengaruhi
Thought is motion energy (yang kita bayangkan, katakan, persepsikan, emosikan, adalah ENERGI yang bergerak, dengan frekwensi tertentu, terkirimkan ke ”alam semesta”)
Dari sini, saya berpendapat, DOA-pun juga energi dan sebenarnya SETIAP SAAT kita berdoa (tanpa kita sadari), walaupun secara informal (doa juga antara lain berisi ”yang kita katakan, pikirkan, emosikan dll”, seperti butir 5 di atas).

Untuk itu, kita manfaatkan karunia yang berupa kemampuan/doa ini sebesar-besarnya untuk kebaikan. Anda setuju?

”Tapi pak, saya merasa cukup, rasanya Allah sudah memberikan ’semua’ (rumah, kendaraan, anak-anak yang sholeh/sholehah, suami yang sholeh, harta sudah banyak, dll), lalu saya minta apa lagi? Rasanya malu minta lagi kepada Allah, pak Adhi”, tanya seorang ibu dokter S2 pada suatu coach dengannya setelah berakhirnya pelatihan yang saya adakan.

”Ya ibu pikirkan, apa kira-kira misi ibu di dunia ini? Apakah hanya sebagai ibu rumah tangga yang ’hobby’nya praktek dokter karena sebenarnya kehidupan ibu sudah tercukupi oleh sang suami? Bukankah manusia yang ’paling mulia’ adalah manusia yang berguna untuk orang lain?”, jawab saya.


Ibu tadi mengangguk-angguk.

Singkat cerita, saya dengar-dengar bu dokter S2 yang kaya ini mulai menginvestasikan uangnya untuk mendirikan rumah sakit murah untuk orang-orang miskin. Betapa mulia hatinya…. Subhanallah. …….

Pertanyaan demi pertanyaan mungkin akan muncul bagi anda ”pencari” kebenaran dan pembuktian LOA ini, misalnya sbb:

Kalau doa mempunyai energi, yang berarti mempunyai frekwensi tertentu, kira-kira bagaimana metoda mendapatkan frekwensi doa Rasulullah yang ”pasti” mampu menggapai Allah? (kita ingat peristiwa mi’raj).

Apakah Anda ingin mendapatkan frekwensi doa Rasulullah tsb? (Saya juga ingin koq, supaya doa saya sampai kepada Allah, dan ingin mendapatkan ridhoNYA.

Menurut saya, ini adalah masalah ”krusial” dalam berdoa, kalau frekwensinya, bukankah kita ”tidak ketemu agak sia-sia” dalam berdoa selama sekian puluh tahun ini? Begitu kita dapatkan frekwensi doa Rasulullah tsb, alangkah bahagianya.. ….)

Silahkan pembaca merenungkan, kalau perlu kita tanyakan pada orang/ustad/ ulama yang paling kompeten menjawabnya.


Ketika selesai mengadakan life talk show 1 jam di MQTV Juli 2007 yl (TV-nya A’a Gym) dalam acara ”INSPIRASI” dengan judul : ”Ijabah doa dengan Teori Modern” (antara lain dengan teori LOA), seorang ibu menelpon ke rumah, dan mengeluhkan sebagai berikut:

”Pak, saya disakiti seseorang, saya sudah maafkan, tapi kok perasaan sakit hati ini belum juga hilang. Sakit sekali rasanya dada ini. Padahal masalah itu sudah cukup lama. Bagaimana caranya supaya saya ikhlas? Mohon saya didoakan pak Adhi”

”Waduh, saya bukan seorang Ustad yang biasa mendoakan seseorang”, kata saya dalam hati. Singkat kata, setelah basa-basi, terjadi dialog yang narasinya lebih kurang lebih seperti di bawah ini.

”Saya kira ibu belum ikhlas memaafkan”

”Sudah pak….”

”Saya dengar ibu mengatakan – sudah maafkan, tapi kok perasaan sakit hati…

”Dari yang ibu katakan, TAPI ini, saya tahu ibu sebenarnya belum ikhlas”

”Kalau sudah ikhlas, nada bicara ibu datar dan TANPA kata TAPI…

”Ya sih pak….”

Kunci memaafkan (forgiveness) adalah ”giving for ourself” dan ”giving for others”, yaitu:

Memaafkan diri sendiri (mohon ampun kepada Allah, plus memaafkan diri sendiri bahwa dulu pernah “salah langkah” shg peristiwa itu terjadi, anggap ini adalah pelajaran yang berharga dari Allah)
Memaafkan orang tadi (melupakan kejadian yl, kenangkan saja kebaikan orang tsb, kenangkan kejadian tsb & ambil hikmahnya, justru doakan orang yang mendzolimi tersebut sehingga diridhoi Allah – Lihat teori REFRAME tersebut diatas. Kedholiman (negatif) orang tsb, justru kita balas dengan mendoakannya secara positf
Bila kita masih kesal, dongkol, sakit hati, maka secara LOA, hal ini sangat negatif (kita tak sengaja mengotori hati kita), sehingga semakin menambah “terpuruknya” nasib kita. Ingatlah, LOA ini berlaku SETIAP SAAT SAMPAI KAPANPUN.

Dengan memaafkan, kita akan mendapat LOA positif sangat besar (saya telah membuktikannya, pengalaman pribadi yang tidak dapat saya ungkap di sini)

Sering kali kita “tersakiti, terzholimi, dsb”, kita ingat-ingat terus.

Sering ada kejadian yang ”tidak mengenakkan”, kita ingat terus.

Ibaratnya sbb: Kita ”kehilangan uang 100rb” sangat kecewa & marah, lupa bahwa kita masih punya aset rumah 3, mobil 2, gaji yang berlebih dst.

Kita fokus kepada kehilangan uang sedikit, dan melupakan sangat-sangat banyak. bahwa karunia Allah yang kita terima masih

Kita ”tersakiti” oleh seseorang sebentar, tetapi lupa bahwa hidup kita masih panjang untuk dapat meraih kebahagiaan dengan keluarga, masih bisa melaksanakan shalat/dzikir dengan khusyu.

So what next?

Lupakanlah hal-hal kekecewaan kecil…..

Don’t sweat at small stuff….

Khusyu….ikhlas… ..pasrah (aktif) ….. roja’

Justru doakanlah dengan penuh ikhlas orang yang mendzolimi kita (anda buktikan sendiri, insya Allah justru rahmat Allah akan turun untuk anda! Ini adalah akibat dari hukum LOA. Menurut saya, spiritualisme harus kita buktikan dengan laku kita, bukan hanya teori saja)

Cukup banyak saya menterapi orang yang stress (kebetulan selain NLP Trainer & Hypnotherapist, saya juga buka praktek Hypnotherapy di Bandung), bila kita stress/pikiran negatif/kecewa dll cukup lama (misalnya 2-3 tahun di kantor), maka secara fisik tubuh kita akan ”terkena”, dan diobati oleh dokter tidak bisa sembuh-sembuh.

Efeknya berbeda untuk setiap orang, dan kadang-kadang tanpa Ini karena pikiran bawah sadar orang tersebut sudah terbiasa stress secara tidak sadar. Dipicu hal kecilpun, efek tubuh sudah terjadi…. sebab yang jelas, penyakit ini datang.

Ada yang mudah batuk, mudah pilek, mudah migren, rentan sakit, mudah pusing, mudah sakit perut, selalu keringat dingin, tourette syndrome, dll.

Setelah saya terapi dan diberi advis secara psikologis dan sedikit spiritual, biasanya sakitnya bisa berangsur-angsur sembuh.

Hal yang serupa saya sampaikan pada sebuah pelatihan inhouse ”ESQ Training for Leader”, ada seorang mantan General Manager suatu perusahaan nasional yang baru saja ”dilengserkan” , sering protes, pikiran sangat negatif, bicara negatif, wajah selalu berkerut dan perilaku tak terpuji lain.

Alhamdulillah, setelah selesai 2 hari pelatihan, beliau mengucapkan sangat berterima kasih, karena telah ”plong” beban negatif sekian lama telah hilang…..

Saya sarankan, Anda benar-benar forgiving kepad pihak seperti yang saya jelaskan di atas.

Semoga Allah memberikan maghfiroh kepada kita semua.

Amin….

1 comments:

Unknown said...

Wah artikel yang sangat berharga sekali buat saya, pak Hadi..kebetulan saya baru saja di kecewakan seseorang- semoga hidupnya bahagia selamanya- :D
Terima kasih